Kamis 23 Feb 2023 11:47 WIB

Operasi Pasar Murah di Jabar akan Dilakukan di Awal Ramadhan 2023

Operasi pasar murah dinilai bisa turut membantu menekan inflasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Warga antre saat Operasi Pasar Murah Minyak Goreng, (ilustrasi). Untuk menstabilkan harga saat hari raya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) pada awal Ramadhan 2023.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga antre saat Operasi Pasar Murah Minyak Goreng, (ilustrasi). Untuk menstabilkan harga saat hari raya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) pada awal Ramadhan 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk menstabilkan harga saat hari raya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) pada awal Ramadhan 2023.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Iendra Sofyan, saat ini sejumlah persiapan untuk menggelar OPM tengah dipersiapkan. Pemprov Jabar sendiri, di Februari ini belum menggelar OPM. Karena, berdasarkan pantauan harga komoditi di pasar belum alami lonjakan yang berarti.

Baca Juga

"Pelaksanan Operasi Pasar Murah Bersubsidi sedang dalam proses kajian terkait jenis, volume dan besaran subsidinya. Kami targetkan awal puasa bisa mulai berjalan," ujar Iendra, Kamis (23/2/2023).

Iendra menjelaskan, meskipun masih melakukan kajian soal komoditi apa saja yang akan diberikan pada masyarakat khususnya warga kurang mampu, tapi kabupaten/kota bisa memulai menggelar OPM melalui anggaran yang sudah ditentukan.

"Diharapkan masing-masing kabupaten/kota sendiri juga ada anggaran untuk OPM. Dari provinsi pagu mencapai Rp 10 miliar," katanya.

Iendra menilai, operasi pasar murah ini bisa turut membantu menekan inflasi. Hal itu terlihat, pada 2022 lalu Disperindag berbekal anggaran Rp15 miliar dan bisa menjangkau 154.119 rumah tangga miskin (RTM). Sementara pada 2023 dengan anggaran Rp10 miliar operasi pasar ditargetkan menyasar 118 ribu RTM.

"OPM diberikan khusus pada warga yang berpendapatan rendah dan sesuai data tingkat kesejahteraan sosial (DTKS)," katanya.

Menurutnya, berdasarkan pemantauan harga 13 bahan pokok dari 01-20 Februari 2023 di Jabar, terpantau ada satu komoditi yang mengalami dinamika harga naik dan turun. Yaitu beras, awal Februari 2023 harga perkiligogramnya mencapai Rp 12.077 kemudian di 20 Februari 2023 turun menjadi Rp 11.960.

"Disperindag menganalisis, terjadinya kenaikan dan penurunan harga karena belum masuk masa panen, dan import dari Bulog belum keluar, sehingga stok beras terbatas dan harga meningkat," katanya.

Sedangkan, untuk beberapa komoditi lain Disperindag Jabar mencatat harga tergolong stabil. Harga jagung per kilogram mencapai Rp 11.636, kedelai Rp 15.667, bawang merah Rp 35.533, bawang putih Rp 29. 933, cabai besar Rp 47.733, cabai rawit Rp 61.467, daging sapi/kerbau Rp 134.333.

Selain itu, daging ayam ras per 20 Februari 2023 harga per kilogram mencapai Rp 31.667, telor ayam ras Rp 27.267, gula pasir Rp 14.167, minyak curah Rp 14.360, minyak goreng kemasan Rp 18.964.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement