Jumat 17 Feb 2023 12:58 WIB

Pemkot Bekasi Resmikan Program Dapur Sehat Atasi Stunting

Bekasi merupakan kota terendah angka prevalensi stunting di Jawa Barat.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan bayi baru lahir untuk mencegah kasus stunting (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan bayi baru lahir untuk mencegah kasus stunting (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi meresmikan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Peresmian dilakukan di Kampung Keluarga Berencana (KB) Sehati, RT 07, RW 04, Kelurahan Jatiranggon, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (16/2/2023).

Ketua Plt Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bekasi, Wiwiek Hargono Tri Adhianto mengapresiasi warga setempat yang telah memfasilitasi peresmian program Dashat untuk mengatasi masalah stunting anak-anak di Kota Bekasi. Saat ini, pemerintah pusat sedang berusaha mengatasi persoalan tersebut.

"Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu meyusui dan balita di bawah dua tahun atau balita stuting, terutama dari keluarga kurang mampu," kata Wiwiek di Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis.

Wiwiek menyampaikan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Kota Bekasi merupakan kota terendah angka prevalensi stunting di Jawa Barat, yaitu enam persen pada 2022. Dia menegaskan, status itu perlu tetap dipertahankan. "Angka ini turun dari 13,8 persen pada tahun 2021," katanya.

Menurut dia, program ini merupakan upaya percepatan Pemkot Bekasi untuk penurunan angka prevalensi stunting. Melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, BKKBN ditunjuk sebagai ketua tim pelaksana percepatan penurunan stunting.

Maka dari itu, kata Wiwiek, program Dashat harus dioptimalkan dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting. "Kami bersama para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep produk lokal," katanya.

Wiwiek menjelaskan, program itu mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Dalam hal ini, masyarakat akan diberi sosilaisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bericita rasa dan bergizi baik dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan.

Dengan adanya program Dahsat, diharapkan bisa bersinergi antara TP PKK dan Kader Kampung KB, karena sama-sama bertujuan untuk menurunkan stunting. Selain itu, sambung dia, digencarakan pula untuk para ibu hamil dan ibu menyusui untuk mendapatkan perhatian khusus dalam pemenuhan asupan nutrisinya.

Sehingga terlahir generasi penerus yang sehat dan berkualitas. Wiwiek memastikan, kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga bisa membantu dalam upaya penurunan stunting. Program Dashat bisa menjadi pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang.

 "Jadi, seluruh keluarga yang mempunyai risiko stunting, seperti ibu hamil, ibu menyusui balita di bawah dua tahun, balita stunting, terutama dari keluarga kurang mampu, (terpenuhi gizinya) melalui pemanfaatan sumber daya lokal, termasuk bahan pangan lokal yang dapat dipadukan dengan sumber lainnya," kata Wiwiek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement