Kamis 16 Feb 2023 17:31 WIB

Istri Korban Pembunuhan Personel Densus 88 Nangis Histeris Saat Rekonstruksi

Rusni menuduh Bripda Haris sebagai pembohong saat rekonstruksi di Polda Metro Jaya.

Rep: Ali Mansur/ Red: Erik Purnama Putra
Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS) seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online, digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2).
Foto: Republika/Ali Mansur
Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS) seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online, digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusni Masna Asmita, istri dari Sony Rizal Tahitu (56 tahun), korban pembunuhan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Bripda Haris Sitanggang (HS) menangis histeris dan pingsan. Hal itu terjadi usai Rusni menyaksikan rekonstruksi pembunuhan suaminya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

Awalnya, Rusni dapat menyaksikan dengan saksama adegan demi adegan kasus pembunuhan yang menewaskan suaminya tersebut. Namun, setelah rekonstruksi selesai dan tersangka Bripda Haris dibawa ke dalam Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Rusni langsung histeris.

"Haris tega sekali kamu menghabisi nyawa suamiku. Banyak kau bohong suamiku baik Haris suamiku baik, gak mungkin hanya karnea itu. Aku percaya suamiku, penjahat," teriak Rusni sembari menangis di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Kamis.

Selain itu, Rusni juga menuduh Bripda Haris sebagai pembohong. Dia menyebut, pelaku pembunuhan membohongi semua orang terkait aksi keji yang dilakukan terhadap Sony. Meski begitu, Rusni mengingatkan, Tuhan tidak akan bisa dibohongi. Dengan lantang Rusni juga mengatakan Tuhan yang akan mengungkapkan kebenarannya.

"Tiga pekan kau di situ, mulusnya badanmu keliatan ujung kaki sampai kepala. Hebat kau ya Haris, hebat kau!" keluh Rusni.

Kemudian, anggota keluarga yang turut hadir dan juga kuasa hukum, Jundri R Berutu berupaya menenangkan Rusni. Namun tiba-tiba, Rusni tidak sadarkan diri. Orang-orang yang ada disekililingnya pun menahan agar tubuh Rusni tidak roboh. Lalu dibantu polisi keluarga Rusni di evakuasi menjauh dari area rekonstruksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement