Rabu 15 Feb 2023 12:57 WIB

Harga Minyak Jatuh Saat Pasar Antisipasi Banjir Pasokan Cadangan AS

Laporan pasar minyak bulanan OPEC menghasilkan optimisme yang hati-hati.

Kilang minyak lepas pantai (ilustrasi). Harga minyak merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 15/2/2023 WIB), setelah Amerika Serikat mengatakan akan meningkatkan pasokan di pasar dengan melepaskan lebih banyak minyak mentah dari cadangan minyak strategis (SPR)-nya.
Foto: Antara//FB Anggoro
Kilang minyak lepas pantai (ilustrasi). Harga minyak merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 15/2/2023 WIB), setelah Amerika Serikat mengatakan akan meningkatkan pasokan di pasar dengan melepaskan lebih banyak minyak mentah dari cadangan minyak strategis (SPR)-nya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 15/2/2023 WIB), setelah Amerika Serikat mengatakan akan meningkatkan pasokan di pasar dengan melepaskan lebih banyak minyak mentah dari cadangan minyak strategis (SPR)-nya.

Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tergelincir 1,08 persen atau 1,4 persen, menjadi menetap di 79,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Baca Juga

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 1,03 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 85,58 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kedua harga acuan jatuh lebih dari dua dolar AS selama sesi, tetapi memangkas kerugian setelah data menunjukkan laju akselerasi paling lambat dalam indeks harga konsumen AS sejak akhir 2021. Analis mengatakan data kemungkinan akan membuat Federal Reserve pada jalur kenaikan suku bunga moderat.

"Suku bunga sekarang berada pada titik di mana setiap 25 basis poin penting dan bisa menjadi perbedaan antara soft landing dan resesi," kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.

Pada Senin (13/2/2023), Departemen Energi AS (DoE) mengatakan akan menjual 26 juta barel minyak dari SPR, yang sudah pada level terendah sejak 1983.

Departemen Energi AS telah mempertimbangkan untuk membatalkan penjualan tahunan setelah Pemerintahan Presiden AS Joe Biden tahun lalu menjual rekor 180 juta barel dari cadangan untuk memerangi harga bahan bakar yang sangat tinggi. Tapi itu akan membutuhkan Kongres untuk bertindak mengubah mandatnya.

Harga minyak juga mengurangi kerugian setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan permintaan minyak 2023 sebesar 100 ribu barel per hari dalam laporan bulanan, mengutip pembukaan kembali ekonomi China setelah pembatasan Covid-19.

"Laporan pasar minyak bulanan OPEC menghasilkan optimisme yang hati-hati," kata analis KplerMatt Smith.

Dia menambahkan bahwa harga minyak tetap lebih rendah, karena pasar memasuki sentimen risk-off.

Juga meredakan kekhawatiran pasokan, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Senin (13/2/2023) bahwa pihaknya memperkirakan rekor produksi Maret dari tujuh cekungan serpih AS terbesar.

Persediaan minyak mentah dan produk AS diperkirakan meningkat pekan lalu, jajak pendapat Reuters menunjukkan, menjelang data industri yang dijadwalkan pada pukul 21.30 GMT, diikuti oleh laporan EIA pada Rabu waktu setempat.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement