Jumat 10 Feb 2023 21:09 WIB

Perdagangan Ukraina Terus Berputar

Perdagangan Indonesia-Ukraina bernilai 1,24 miliar dolar AS setahun sebelum perang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi). Perdagangan Ukraina masih terus berjalan meski serangan Rusia terus menggempur. Hanya saja hubungan perdagangan antara Ukraina dan Indonesia menghadapi hambatan dari dampak perang tersebut.
Ekspor-impor (ilustrasi). Perdagangan Ukraina masih terus berjalan meski serangan Rusia terus menggempur. Hanya saja hubungan perdagangan antara Ukraina dan Indonesia menghadapi hambatan dari dampak perang tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdagangan Ukraina masih terus berjalan meski serangan Rusia terus menggempur. Hanya saja hubungan perdagangan antara Ukraina dan Indonesia menghadapi hambatan dari dampak perang tersebut.

"Setelah invasi ilegal Rusia yang tidak beralasan, perdagangan dengan Indonesia hampir  sepenuhnya dihentikan," kata Direktur Departemen Kerjasama Internasional Kamar Dagang dan  Industri Ukraina (UCCI) Ukraina Anna Liubyma dalam konferensi pers pada Jumat (10/2/2023).

Baca Juga

Liubyma menyatakan, perdagangan antara Indonesia dan Ukraina bernilai 1,24 miliar dolar AS setahun sebelum perang. Namun, perang mengubahnya dan usai setahun berjalan, perbaikan mulai terasa.

"Sejak itu perdagangan sedikit pulih namun hingga Rusia mengakhiri blokade maritimnya, berhenti membom kawasan pertanian dan industri dan menarik pasukannya, semua perdagangan internasional akan terus  terpengaruh, dengan efek merugikan pada semua mitra dagang kami akibat harga yang lebih

tinggi, termasuk Indonesia.” ujar Liubyma.

Menurut Liubyma, saat ini lebih dari 60 persen bisnis di Ukraina masih berjalan. Kondisi ini yang membuat delegasi masyarakat sipil yang mengunjungi Indonesia ini ingin membuka keran lebih besar untuk kesempatan di industri tersebut.

Peluang menarik dapat ditemukan di berbagai sektor untuk kerja sama dengan Indonesia. Beberapa industri itu adalah pertanian, teknologi informasi, pengolahan makanan, farmasi dan energi.

Kepala Kelompok Kemanusiaan Markas Besar Bantuan Internasional untuk Ukraina (IAHU) ini pun melakukan pertemuan dengan Kementerian Perdagangan dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Dia pun menyempatkan bertemu dengan pelaku usaha di Indonesia, seperti Triasa Energy Surya, GarudaFoods dan Klasik Beans.

Melalui berbagai pertemuan itu, Liubyma menilai, pembicaraan yang terjalin akan memberikan manfaat untuk kedua negara. Nantinya diharapkan akan menghasilkan poin-poin kerja sama yang nyata. 

Selain  Liubyma, terdapat tiga perwakilan delegasi lain yang mengunjungi Indonesia sejak 6 Februari hingga 10 Februari.  Mereka melakukan lebih dari 30 pertemuan dari berbagai bidang, termasuk akademik, kultur, hingga keagamaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement