Kamis 09 Feb 2023 00:20 WIB

BPS Catat Inflasi Jakarta 0,09 Persen, Dipicu Penurunan Harga BBM

Penurunan harga BBM jenis bensin dan solar mempengaruhi deflasi kelompok transportasi

Petugas melayani warga mengisi BBM di salah satu SPBU di kawasan Senen, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi DKI Jakarta pada Januari 2023 sebesar 0,09 persen secara bulanan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melayani warga mengisi BBM di salah satu SPBU di kawasan Senen, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi DKI Jakarta pada Januari 2023 sebesar 0,09 persen secara bulanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi DKI Jakarta pada Januari 2023 sebesar 0,09 persen secara bulanan (month to month/mtm). Inflasi ini lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,55 persen (mtm) yang dipicu penurunan harga BBM.

Penurunan harga BBM jenis bensin dan solar, tulis BPS, berpengaruh besar pada deflasi kelompok transportasi hingga menahan laju inflasi di awal 2023. Kelompok transportasi, tercatat mengalami deflasi sebesar 1,53 persen secara bulanan (mtm) pada bulan Januari 2023 dan memberikan andil -0,19 persen terhadap inflasi DKI Jakarta.

Baca Juga

Secara tahunan, inflasi DKI Jakarta pada Januari 2023 tercatat sebesar 3,83 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional secara tahunan sebesar 5,28 persen (yoy) dan provinsi lainnya di Jawa. Inflasi itu sendiri, terutama bersumber dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Januari 2023 mengalami inflasi sebesar 0,94 persen secara bulanan (mtm) sehingga memberikan andil sebesar 0,21 persen terhadap inflasi DKI Jakarta. Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga beras, bayam, cabai rawit dan bawang merah yang dipicu oleh penurunan produksi dan pasokan karena kondisi yang belum memasuki musim panen.

 

Tekanan inflasi juga didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,47 persen secara bulanan (mtm) dengan andil sebesar 0,03 persen terhadap inflasi DKI Jakarta. Inflasi pada kelompok tersebut disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring kenaikan harga emas global.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan bahwa laju inflasi Jakarta yang rendah tersebut tidak terlepas dari hasil koordinasi dan langkah-langkah yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta termasuk dalam rangka implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Selama Januari 2023, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan pengendalian inflasi seperti memperkuat kolaborasi TPID DKI Jakarta lewat inspeksi ke Pasar Induk Cipinang, Rakornas TPID se-Indonesia bersama presiden pada 17 Januari 2023, dan lainnya.

Kemudian dilakukan koordinasi,monitoring, dan evaluasi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog Divre Jakarta dan Banten, koordinasi PT Food Station Tjipinang Jaya dengan pedagang beras pasar induk Cipinang dalam rangka menjaga stabilitas harga beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP), serta pelaksanaan pasar murah di 44 titik oleh PT Food Station Tjipinang Jaya ,dan kegiatan Bulog Divre Jakarta-Banten Goes to Rusun dan Kelurahan sepanjang Januari 2023.

"Ke depan, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat agar inflasi DKI Jakarta di sepanjang tahun 2023 tetap terjaga dalam rentang sasaran 3 plus minus 1 persen," ucap Arlyana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement