Jumat 03 Feb 2023 22:30 WIB

Gunakan Krim Steroid untuk Atasi Eksim, Kulit Wanita Ini Malah 'Terbakar'

Krim steroid menyebabkan benjolan berisi nanah, bengkak, dan sensasi terbakar.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita mengalami luka bakar parah pada kulitnya setelah menggunakan krim steroid untuk mengobati eksimnya. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Seorang wanita mengalami luka bakar parah pada kulitnya setelah menggunakan krim steroid untuk mengobati eksimnya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Seorang wanita mengalami luka bakar parah pada kulitnya setelah menggunakan krim steroid untuk mengobati eksimnya. Nicole Mackenzie dari Glasgow, Skotlandia, mencoba mengobati eksimnya dengan steroid topikal. Namun, krim itu merusak kulitnya dalam waktu enam bulan.

Mackenzie mulai menggunakan krim tersebut lebih dari satu tahun yang lalu. Wanita berusia 26 tahun mengatakan, dia mengalami rasa sakit hingga sulit bergerak atau meninggalkan rumah sendiri.

Baca Juga

Menurut National Eczema Association, topical steroid withdrawal (TSW) adalah potensi efek samping yang serius dari penggunaan steroid topikal. Ini dapat menyebabkan sejumlah gejala tarikan yang melemahkan tubuh, termasuk keluarnya cairan, benjolan berisi nanah, bengkak, dan sensasi terbakar.

Rasa sakit yang luar biasa telah memaksa Mackenzie untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai admin. Dia mengisi hari-harinya dengan mengoleskan pelembap setiap 30 menit. Selama empat bulan terakhir, dia tidak bisa memakai apapun kecuali piyama, bahkan dia masih berjuang untuk menekuk kakinya.

 

Akibat kondisinya, Mackenzie mengalami sensasi "panas dan terbakar", sementara kulitnya mengeluarkan cairan. Dia mengatasi rasa sakitnya yang luar biasa dengan mengonsumsi co-codamol dan morfin.

"Saya tidak bisa mandi karena tekanan air terasa sakit pada kulit. Saya berjuang untuk menjaga kebersihan pribadi. Ini seperti cacat. Ini benar-benar membuat Anda tidak dapat melakukan apa pun. Anda tidak dapat hidup normal,” kata Mackenzie dilansir Mirror, Jumat (3/2/2023).

Mackenzie mengatakan, dirinya menyesal memilih menggunakan krim tersebut. “Saya tidak akan pernah melakukannya untuk memilih steroid jika saya tahu rasa sakit yang ditimbulkannya,” ujarnya.

Kondisi Mackenzie juga memengaruhi kesehatan mentalnya, karena hal ini telah mengubah kepribadiannya. Dia merasa seperti "beban" bagi dirinya sendiri dan orang lain, yang menggambarkan kehidupan sehari-harinya sebagai hal sangat menyedihkan.

“Saya bukan saya yang dulu. Saya sangat ramah dan percaya diri, dan sekarang saya bahkan tidak dapat membayangkan melakukan setengah dari hal-hal yang biasa saya lakukan, seperti berjalan ke pub dan karaoke, saya tidak akan pernah melakukannya,” kata Mackenzie.

Ketika melihat ke cermin, Mackenzie mengatakan dia tidak lagi bisa mengenali dirinya. "Saya terlihat sangat berbeda, pola pikir saya sangat berbeda," ujar Mackenzie.

Mackenzie mendapat dukungan dari keluarganya dan warganet, di mana videonya telah ditonton lebih dari 400 ribu kali dan mendapat 20 ribu suka. Dia berharap untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi kulitnya dan percaya lebih banyak dukungan diperlukan bagi mereka yang menghadapi masalah serupa.

“Ini memberi harapan untuk menjadi lebih baik. Saya harap pengalaman ini membantu mengedukasi orang lain,” kata Mackenzie.

Sebelum memulai perawatan krim steroid, Mackenzie telah menghindarinya selama delapan tahun setelah mendengar tentang kemungkinan efek samping yang keras. Setelah beberapa kunjungan ke dokter umum dan rujukan ke dokter kulit, Mackenzie telah diberi resep obat imunosupresan. Meskipun ini bukan obatnya, ini diharapkan akan menghentikan keparahan kulit Mackenzie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement