Kamis 02 Feb 2023 16:17 WIB

Menkeu Keluhkan Alumni LPDB Makin Pintar Malas Pulang

LPDP dibiayai oleh hasil investasi dana abadi pendidikan sebesar Rp 120 triliun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
 Para penerima beasiswa LPDP mendukung pengelolaan sampah organik.
Foto: dok LPDP PK 191 Supernova
Para penerima beasiswa LPDP mendukung pengelolaan sampah organik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku 'khawatir' jika ada orang Indonesia yang sekolah ke luar negeri dan semakin pintar. Menurutnya, hal tersebut bisa membuat mereka lupa dan enggan kembali ke Tanah Air.

"Saya suka khawatir kalau ada orang yang semakin pintar sekolah ke luar negeri, terus lupa menjadi orang Indonesia," kata Sri Mulyani dalam Kuliah Umum: Ketahanan Ekonomi dalam Perspektif Lokal, Nasional, dan Global di STKIP PGRI Sumenep, Jawa Timur, yang disiarkan secara virtual, Kamis (2/2/2023).

Baca Juga

Ia mengingatkan agar para alumni penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tidak lupa negara asalnya. Mantan Managing Director World Bank ini berharap mahasiswa Indonesia yang diberangkatkan ke luar negeri oleh negara bisa kembali ke Indonesia setelah menjalani pendidikan di luar negeri.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, jumlah penerima beasiswa LPDP sejak 2013 hingga 2022 sebanyak 35.536 orang. Dari 35 ribu orang yang sudah disekolahkan, terdapat sebanyak 18 ribu lebih alumni. Menkeu ingin, para alumni bisa membuka cakrawala agar nantinya menjadi pimpinan masa depan yang bisa diharapkan.

Seluruh penerima beasiswa tersebut dibiayai oleh hasil investasi dana abadi pendidikan, sebanyak lebih dari Rp 120 triliun. Hasil investasinya mencapai Rp 6 triliun. Tahun ini, pemerintah menyiapkan program beasiswa LPDP bagi 7.000 orang.

 

Pada 2022, penerima beasiswa LPDP sebanyak 5.664 orang yang terdiri atas jenjang magister 4.837 orang sebesar 85,4 persen dan doktor 827 orang sebesar 14,6 persen. Dari jumlah penerima beasiswa itu, untuk program dalam negeri 2.716 orang (47,6 persen), luar negeri 2.743 orang (48,4 persen), dan program Putra Putri Papua 205 orang (4 persen) belum menentukan dalam atau luar negeri.

Sri mengatakan, para alumni tersebut sudah diberikan kebebasan untuk memilih universitas pilihan di dalam maupun luar negeri serta jurusan. Mereka bisa mendapatkan ilmu pengetahuan serta pengalaman di pendidikan tinggi tersebut.

"Para alumni tersebut bisa membawa dan membuka cakrawala untuk menjadi pimpinan-pimpinan masa depan yang bisa diharapkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement