Kamis 26 Jan 2023 15:46 WIB

Kemenlu Panggil Dubes Belanda-Swedia Soal Pembakaran dan Penyobekan Alquran 

Berbagai ormas Islam telah mengecam aksi pembakaran Alquran.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Pelajar Palestina memegang kitab suci Alquran saat berunjuk rasa mengecam aksi pembakaran Alquran oleh politisi sayap kanan Swedia Rasmus Paludan, di Gaza, Selasa (24/2/2023) waktu setempat.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pelajar Palestina memegang kitab suci Alquran saat berunjuk rasa mengecam aksi pembakaran Alquran oleh politisi sayap kanan Swedia Rasmus Paludan, di Gaza, Selasa (24/2/2023) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah memanggil Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia terkait penyobekan Alquran di Kota Den Haag. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah melalui keterangan tertulisnya, Kamis (26/1/2023).

"Dubes Belanda sudah dipanggil kemarin," kata Faizasyah.

Baca Juga

Selain itu, Kemenlu telah memanggil Dubes Swedia di Jakarta terkait aksi pembakaran salinan Alquran oleh politikus berkebangaaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, setelah membakar salinan Alquran ketika menggelar aksi demonstrasi di Kota Stockholm pada akhir pekan lalu.

"Sudah diberikan notifikasi atau dipanggil," kata Faizasyah, Selasa (24/1/2023).

 

Dari dalam negeri, berbagai ormas Islam telah mengecam aksi pembakaran Alquran tersebut. Hal itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, yang juga berharap umat Islam di Indonesia bisa tetap menunjukkan akhlaq Islam yang baik.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengutuk aksi pembakaran dan penyobekan Mushaf Alquran di Swedia dan Belanda. Menurutnya, tindakan itu bentuk lain dari teror dan ekstremitas yang bisa mengancam harmoni umat beragama.

“Itu jelas teror dan tindakan ekstrem yang tidak bisa dibenarkan dan bisa merusak harmoni umat beragama. Saya jelas mengutuk tindakan ekstrem semacam itu,” kata Yaqut di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Gus Men, panggilan akrabnya, mengatakan aksi demonstrasi memang dibenarkan dalam demokrasi. Namun, semua tindakan yang menghinakan simbol keagamaan, apalagi Kitab Suci, tidak bisa dibenarkan atas alasan apa pun, termasuk kebebasan berekspresi.

“Silakan sampaikan aspirasi dan ekspresi, tapi jangan dengan perbuatan ekstrem, provokatif, apalagi sampai menghinakan simbol-simbol keagamaan dan kitab suci. Itu bisa mengganggu harmoni sosial dan memecah belah umat,” jelasnya.

Menurut dia, aksi politikus sayap kanan di Swedia dan Belanda justru bisa merusak semangat kebersamaan yang sedang dibangun. Itu jelas merugikan seluruh umat beragama dan tidak bisa dibenarkan.

“Protes dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, serta juga dari masyarakat dan tokoh agama adalah cermin betapa tindakan itu semacam mencederai perasan dan merusak semangat kerukunan umat,” katanya.

Meski demikian, Menag mengimbau umat muslim Indonesia tidak terpancing dan terprovokasi. Bentuk penyikapan harus mengedepankan cara-cara yang santun (akhlakul karimah) dengan menunjukkan nilai-nilai keluhuran Islam. "Umat wajar jika marah melihat kejadian ini, namun bentuk respons harus dalam koridor hukum dan dengan adab yang mulia," jelasnya.

Yaqut juga mendorong tokoh-tokoh agama di dunia untuk bisa bersama meredam kasus ini agar tak kian meluas. Para pemuka agama saatnya turun untuk berdialog dan kemudian memberikan pencerahan kepada umatnya demi terwujudnya kehidupan beragama dunia yang damai.

Gus Men mengapresiasi dan mendukung langkah Kementerian Luar Negeri RI untuk mengundang Duta Besar Swedia untuk Indonesia. Hal sama perlu dilakukan juga terhadap Dubes Belanda di Jakarta.

Sebelumnya, pembakaran Alquran dilakukan oleh Rasmus Paludan, ekstremis sayap kanan Denmark di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu, 21 Januari 2023. Sehari berikutnya, dalam demonstrasi anti-Turki di Den Haag, Belanda, terjadi juga aksi menyobek Alquran.

Politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Pegida yang anti-Islam, Edwin Wagensveld, menyobek sejumlah halaman mushaf Alquran di Kota Den Haag, pada Ahad (22/1/2023). Video Wagensveld di Twitter memperlihatkan dirinya membakar sobekan halaman Alquran itu dalam sebuah panci. Wagensveld juga pernah menggelar aksi merusak Alquran saat unjuk rasa kelompok Islamofobia, Pegida, di Rotterdam pada Oktober 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement