Senin 23 Jan 2023 11:04 WIB

Antisipasi Ancaman Resesi, Rantai Pasok Komoditas Harus Dikembangkan

Pengembangan dan penguatan rantai pasok itu harus dilakukan secara sinergis.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan ancaman resesi dan inflasi global yang akan menurunkan daya beli masyarakat dan menekan perekonomian nasional harus diantisipasi.
Foto:

“Hingga saat ini, KKP merupakan satu-satunya kementerian yang menurunkan Sislognas menjadi sistem logistik berbasis komoditas yang ditetapkan dengan peraturan menteri,” ucap Setijadi. 

Untuk itu, dia mendorong kementerian-kementerian lain untuk mengembangkan rantai pasok dan sistem logistik komoditas sesuai dengan ruang lingkupnya masing-masing. Terutama Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.

“Pengembangan ini akan mendorong produktivitas dan daya saing produk dan komoditas, baik secara nasional maupun global, serta mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasok global yang mempunyai ketidakpastian yang semakin tinggi sebagai dampak resesi,” jelas Setijadi. 

Diketahui, perlambatan ekonomi dan ancaman resesi global mulai berimbas ke Indonesia. Salah satu indikasinya berupa penurunan ekspor pada triwulan IV tahun 2022 karena penurunan permintaan dari sejumlah negara yang mengalami resesi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), setelah mengalami nilai tertinggi pada Agustus 2022 sebesar 27,86 miliar dolar AS. Nilai ekspor Indonesia berturut-turut turun pada empat bulan berikutnya hingga pada Desember sebesar 23,83 miliar dolar AS. 

 

Sementara, pada 2022, setelah mengalami nilai tertinggi pada Agustus sebesar 22,15 miliar dolar AS, nilai ekspor Indonesia berturut-turut turun pada tiga bulan berikutnya hingga pada November sebesar 18,96 miliar dolar AS. Nilai ekspor kembali naik dan nilai ekspor pada Desember sebesar 19,94 miliar dolar AS.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement