Jumat 20 Jan 2023 15:58 WIB

Kebakaran di Kawasan Kumuh Seoul, 500 Orang Dievakuasi

Belum ada laporan korban tewas atau cedera dalam perisitiwa kebakaran tersebut.

Kebakaran (ilustrasi). Sekitar 500 orang dievakuasi dari rumah mereka pada Jumat (20/1/2023) akibat kebakaran yang terjadi di Desa Guryong, yakni daerah kumuh terakhir yang tersisa di Seoul, kata otoritas pemadam kebakaran.
Foto: Antara/Dhoni Setiawan
Kebakaran (ilustrasi). Sekitar 500 orang dievakuasi dari rumah mereka pada Jumat (20/1/2023) akibat kebakaran yang terjadi di Desa Guryong, yakni daerah kumuh terakhir yang tersisa di Seoul, kata otoritas pemadam kebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sekitar 500 orang dievakuasi dari rumah mereka pada Jumat (20/1/2023) akibat kebakaran yang terjadi di Desa Guryong, yakni daerah kumuh terakhir yang tersisa di Seoul, kata otoritas pemadam kebakaran. Kebakaran terjadi pada pukul 6:28 waktu setempat di distrik keempat desa tersebut, yang terletak di Bangsal Gangnam Seoul, menurut pihak otoritas.

"Sejauh ini tidak ada laporan korban tewas atau cedera," kata petugas pemadam kebakaran dari Stasiun Pemadam Kebakaran GangnamShin Yonh-ho kepada wartawan.

Baca Juga

Sekitar 60 rumah diperkirakan telah terbakar. "Total 170 petugas pemadam kebakaran, 300 pejabat pemerintah dan 260 petugas kepolisian dikerahkan ke lokasi kebakaran," kata Shin.

Saat ini, ada sekitar 666 rumah tangga di desa itu, dan sebagian besar bangunan berupa struktur tambahan yang menggunakan panel kayu lapis vinil.

Presiden Yoon Suk Yeol menyerukan upaya maksimal dalam pengerahan semua petugas pemadam kebakaran dan peralatan yang tersedia untuk memastikan tidak ada korban jiwa, menurut juru bicara kepresidenan KorselKim Eun-hye.

Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min juga meminta para pejabat untuk mencegah kerusakan sekunder dan melindungi penduduk yang tinggal di area sekitar lokasi kebakaran, kata kementerian tersebut.

Desa itu terletak di bagian selatan Bangsal Gangnam, yang juga menjadi lokasi real estate termahal di negara itu.

Daerah tersebut dibangun pada sekitar tahun 1980 ketika penduduk miskin di sana terpaksa pindah dari rumah mereka saat kota itu melakukan sejumlah proyek pembangunan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement