Senin 16 Jan 2023 17:09 WIB

30 Hektare Tanaman Cabai di Lombok Tengah Terkena Hama

Tanaman cabai di Lombok Tengah terkena hama karena intensitas hujan tinggi.

Tanaman cabai di Lombok Tengah terkena hama karena intensitas hujan tinggi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tanaman cabai di Lombok Tengah terkena hama karena intensitas hujan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Puluhan hektar tanaman cabai di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat terkena hama antraknosa, akibat intensitas hujan tinggi yang terjadi selama ini. Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Senin (16/1/2023), mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan kaitan dengan beberapa wilayah yang tanaman cabai mulai terserang hama antraknosa, dan yang paling banyak laporan terjadi di Desa Montong Sapah dan Desa Montong Ajan.

“Ada laporan terutama di Desa Montong Sapah dan Montong ajan yang tanaman cabai mereka terserang hama antraknosa. Totalnya sekitar 30 hektar, tapi masih ada yang tidak terkena," katanya.

Baca Juga

Ia mengatakan, hama antraknosa ini bisa dihindari tergantung bagaimana pola tanam yang baik. Di satu sisi tidak bisa dinafikan dengan kondisi curah hujan yang tinggi membuat potensi tanaman cabai terserang hama antraknosa sangat tinggi.

"Sehingga kalau mau menanam cabai pada musim hujan maka harus aktif mengontrol tanaman cabai," katanya.

Misalnya, pagi hujan dan air hujan akan menempel di daun cabai maka seharusnya di semprot untuk membersihkan. Salah satu yang menjadi atensi saat ini adalah bagaimana memperbaiki sistem budidaya agar para petani mengetahui bagaimana sistem budidaya yang baik saat musim hujan tiba.

"Untuk menghindari hama antraknosa ini sebenarnya para petani harus membuat drainase agar tidak terjadi genangan saat musim hujan," katanya.

Salah seorang petani cabai di Desa Montong Sapah, Rusli mengatakan, tanaman mereka mulai layu terserang bakteri karena memang sebelumnya dilokasi tersebut terkena banjir yang membuat tanaman cabai mereka menjadi tergenang dan menjadi rusak. "Banyak penghabisan kita karena sudah kita berusaha melakukan pengobatan dengan berbagai jenis obat tapi tidak berhasil," katanya.

Dengan kondisi cabai yang mengalami kerusakan memang para petani masih bisa panen. Hanya saja tentu hasilnya akan jauh mengalami kekurangan atau jauh dari target.

“Ini karena memang banyak yang mati, sehingga hasil panen menurun,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement