Selasa 03 Jan 2023 14:06 WIB

Uni Eropa Gerak Cepat Cabut Imunitas Terdakwa Kasus Korupsi

Dua anggota parlemen Uni Eropa diselidiki atas skandal korupsi

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Parlemen Eropa menggelar prosedur darurat untuk menghapus imunitas dua anggota parlemen karena dugaan korupsi
Foto: Anadolu Agency
Presiden Parlemen Eropa menggelar prosedur darurat untuk menghapus imunitas dua anggota parlemen karena dugaan korupsi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Presiden Parlemen Eropa menggelar prosedur darurat untuk menghapus imunitas dua anggota parlemen sesuai permintaan pihak berwenang Belgia. Dua anggota parlemen itu diselidiki atas skandal korupsi yang mengguncang politik Uni Eropa.

Parlemen Eropa mengatakan Presiden Roberta Metsola meminta semua badan dan komite menjadikan prosedur itu prioritas. Targetnya prosedur sudah selesai pada 13 Februari.

"Sejak momen pertama Parlemen Eropa sudah menggunakan semua dayanya untuk membantu penyelidikan dan kami akan terus memastikan tidak ada imunitas," kata Metsola, Senin (2/1/2023) kemarin.

"Mereka yang bertanggung jawab akan melihat Parlemen ini berada di pihak hukum, korupsi tidak dapat membayarnya dan kami akan melakukan segalanya untuk melawannya," tambahnya.

Pada Selasa (3/1/2023) badan pers Parlemen Eropa tidak mengidentifikasi dua anggota parlemen itu. Dua orang sumber yang tidak dapat disebutkan namanya karena penyelidikan masih berjalan mengatakan dua orang itu adalah Andrea Cozzolino dari Italia dan Marc Tarabella dari Belgia.

Dua orang itu belum merespon komentar tentang penyelidikan terhadap mereka.

Tarabella yang bulan lalu rumahnya digeledah dan Cozzolino membantah melakukan pelanggaran hukum. Keduanya menangguhkan keanggotaan mereka di kelompok Demokrat dan Sosialis Parlemen Eropa.  

Sebelumnya Cozzolino mengatakan ia siap melepas imunitas dari parlemen sehingga dapat menjawab pertanyaan dari pihak berwenang.

"Ketika diminta mencabut imunitas mereka kelompok S&D akan mengikuti, dalam konteks Parlemen Eropa, proses diawasi dengan bertanggung jawab dan konstruktif," kata kelompok Demokrat dan Sosialis.

Anggota parlemen ketiga Eva Kaili sudah didakwa dalam skandal yang diduga melibatkan pemerintah Qatar dan Maroko ini. Pemerintah kedua negara itu diduga memberikan uang dan hadiah agar dapat mempengaruhi keputusan politik dan ekonomi Eropa.

Jaksa menuduh Kaili atas dakwaan korupsi, anggota organisasi kejahatan dan pencucian uang. Kaili yang merupakan anggota Parlemen dari partai sosialis Yunani sudah ditahan sejak 9 Desember lalu. Pasangannya Francesco Giorgi yang merupakan penasihat Parlemen Eropa juga dipenjara atas dakwaan yang sama.

Jabatan Kaili sebagai Wakil Presiden Parlemen Eropa langsung dicabut saat ia didakwa. Normalnya ia menikmati kebal tuntutan hukum. Tapi ia dibawa ke hadapan hakim setelah kepolisian Belgia menggelar penggeledahan di kediamannya di Brussels bulan lalu dan menemukan banyak uang tunai.

Kaili dan Giorgi diduga bekerja dengan mantan atasan Giorgi, Pier Antonio Panzeri, mantan anggota Parlemen Eropa. Berdasarkan surat penahanan Panzeri "diduga bersama Anggota Parlemen Eropa melakukan intervensi politik untuk kepentingan Qatar dan Maroko dengan bayaran."

Parlemen Eropa menghentikan kerjanya yang melibatkan Qatar sementara menyelidiki dampak penyuapan uang dan hadiah dalam skandal ini. Qatar dengan tegas membantah terlibat dan Maroko belum merespon tuduhan duta besarnya untuk Polandia terlibat dalam skandal ini.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement