REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz meresmikan terminal gas alam cair (LNG) pertama Jerman pada Sabtu (17/12/2022). Dia menyatakan bahwa beroperasinya terminal LNG ini merupakan sinyal bahwa ekonomi terbesar Eropa itu akan tetap kuat.
Selain Scholz, terdapat dua pejabat teratas di pemerintahan, yaitu Menteri Ekonomi Robert Habeck dan Menteri Keuangan Christian Lindner ikut menghadiri peresmian di pelabuhan Laut Utara Wilhelmshaven. Berkumpulnya para pejabat itu menandai pentingnya Jerman melekat pada beberapa terminal LNG baru yang sedang dibangun setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Terminal tersebut adalah bagian dari upaya untuk mencegah krisis energi. Pengoperasiannya juga mencakup pengaktifan kembali sementara pembangkit listrik tenaga minyak dan batu bara tua, ditambah dengan memperpanjang umur tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir Jerman. Pembangkit tenaga nuklir itu seharusnya dimatikan pada akhir tahun ini hingga pertengahan April.
Scholz mengumumkan beberapa hari setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, bahwa pemerintah telah memutuskan untuk membangun dua terminal LNG pertama dengan cepat. Janji itu kini terpenuhi sebagian dengan peresmian tersebut.
“Ketika kami mengatakan bahwa, misalnya, terminal seperti itu harus dibangun di sini di Wilhelmshaven tahun ini, banyak yang mengatakan itu tidak mungkin, itu tidak akan pernah berhasil. Dan kebaliknya terjadi,” kata pemimpin Jerman itu.
Fasilitas pelabuhan selesai sebulan yang lalu dan sebuah kapal yang diperlengkapi secara khusus atau yang disebut “unit penyimpanan dan regasifikasi terapung" berlabuh pada hari Kamis (15/12/2022). Kapal itu berisikan 165 ribu meter kubik LNG.
Kementerian Perekonomian Jerman mengatakan, bahwa regasifikasi diperkirakan akan dimulai dalam beberapa hari mendatan. Sedangkan layanan reguler akan dimulai pada Januari.
Sebanyak dua terminal lagi dijadwalkan dibuka musim dingin ini. Tiga terminal lainnya diharapkan tersedia musim dingin mendatang. Scholz mengatakan, total kapasitas fasilitas tersebut akan lebih dari setengah jumlah gas pipa Rusia yang dipasok musim dingin tahun lalu.
Proses perencanaan yang lamban telah lama menjadi perhatian di Jerman. Scholz memproklamirkan pada Sabtu, bahwa sekarang merupakan era kecepatan baru Jerman yang digunakan untuk memajukan infrastruktur.
“Ini adalah hari yang baik bagi negara kita dan sinyal yang baik bagi seluruh dunia bahwa ekonomi Jerman akan berada dalam posisi untuk terus menjadi kuat, berproduksi dan menghadapi tantangan ini,” kata Scholz.
Upaya untuk membuat Jerman independen dari gas Rusia telah dilakukan dengan baik sebelum Rusia mulai mengurangi pasokan melalui pipa Nord Stream 1. Jalur tersebut merupakan rute pasokan utama Berlin pada pertengahan Juni. Moskow dulu menyumbang lebih dari setengah pasokan gas alam negara itu dan belum mengirimkan gas apa pun ke Berlin sejak akhir Agustus.
Scholz menggarisbawahi pentingnya mengejar transisi Jerman ke sumber energi terbarukan. Dia menekankan bahwa pipa baru ke Wilhelmshaven direncanakan sedemikian rupa sehingga di masa depan dapat diadaptasi untuk mengangkut hidrogen.
Meski pemerintah memiliki dukungan politik arus utama yang luas, tetap saja, terminal gas baru itu menuai kritik dari kelompok lingkungan dan pemimpin sayap kanan Alternatif untuk partai Jerman Tino Chrupalla. Chrupalla berpendapat, bahwa fasilitas Wilhelmshaven tidak akan menyelesaikan krisis energi dan menyerukan pemerintah untuk mencabut sanksi terhadap Rusia.