Ahad 18 Dec 2022 15:03 WIB

Elon Musk Pulihkan Akun Twitter Para Jurnalis

Kepala hak asasi manusia PBB menyambut baik pemulihan akun para jurnalis tersebut.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
CEO Twitter Elon Musk kembali mengaktifkan akun Twitter sejumlah jurnalis yang sempat ditangguhkan olehnya.
Foto: AP Photo/John Raoux
CEO Twitter Elon Musk kembali mengaktifkan akun Twitter sejumlah jurnalis yang sempat ditangguhkan olehnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Elon Musk kembali mengaktifkan akun Twitter sejumlah jurnalis yang sempat ditangguhkan olehnya. Pemulihan terjadi setelah penangguhan akun itu memicu kritik tajam bahkan dari pejabat pemerintah, kelompok advokasi dan organisasi jurnalis.

Survei Twitter yang dilakukan Musk sendiri kemudian juga menunjukkan bahwa mayoritas responden menginginkan akun para jurnalis tersebut segera dipulihkan. "Orang-orang telah berbicara. Akun yang melakukan doxxing lokasi saya akan cabut penangguhannya sekarang," kata Musk dalam tweet pada Sabtu (17/12/2022) waktu setempat.

Baca Juga

Twitter secara resmi tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun pemeriksaan  menunjukkan akun yang ditangguhkan, termasuk jurnalis dari New York Times, CNN, dan Washington Post, telah diaktifkan kembali.

Kepala hak asasi manusia PBB menyambut baik pemulihan akun para jurnalis tersebut. Kendati begitu, kekhawatiran masih muncul tentang penghormatan terhadap kebebasan berbicara terlebih pada jurnalis.

"Twitter memiliki tanggung jawab untuk menghormati hak asasi manusia: @elonmusk harus berkomitmen untuk membuat keputusan berdasarkan kebijakan yang tersedia untuk umum yang menghormati hak, termasuk kebebasan berbicara. Tidak kurang dari itu," tulis Volker Turk, komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia di Twitter.

Reporter CNN, jurnalis yang akunnya ditangguhkan, Donnie O'Sullivan mengatakan dia masih tidak dapat men-tweet karena platform tersebut menuntut penghapusan salah satu postingannya. Dia mengatakan akan mengajukan banding.

Sebelumnya, pejabat dari Perancis, Jerman, Inggris dan Uni Eropa mengecam penangguhan tersebut. Roland Lescure, menteri industri Prancis, mentweet pada Jumat bahwa, setelah penangguhan jurnalis oleh Musk, dia akan menangguhkan aktivitasnya sendiri di Twitter.

Penangguhan akun jurnalis berasal dari ketidaksepakatan atas akun Twitter bernama ElonJet. Akun tersebut melacak pesawat pribadi Musk menggunakan informasi yang tersedia untuk umum.

Pada Rabu, Twitter menangguhkan akun dan cicitan maupun reply lainnya yang melacak jet pribadi, meskipun tweet Musk sebelumnya mengatakan dia tidak akan menangguhkan ElonJet atas nama kebebasan berbicara. Tak lama kemudian, Twitter mengubah kebijakan privasinya untuk melarang berbagi "informasi lokasi langsung".

Kemudian pada Kamis malam, beberapa jurnalis, termasuk dari New York Times, CNN dan Washington Post diblok dari Twitter tanpa pemberitahuan. Dalam email kepada Reuters, kepala kepercayaan dan keamanan Twitter, Ella Irwin, mengatakan tim secara manual meninjau setiap dan semua akun yang melanggar kebijakan privasi baru dengan memposting tautan langsung ke akun ElonJet.

"Saya mengerti bahwa fokusnya tampaknya terutama pada akun jurnalis, tetapi kami menerapkan kebijakan tersebut secara setara untuk akun jurnalis dan non-jurnalis hari ini," kata Irwin melalui email.

Terlepas dari hal tersebut, langkah Musk dinilai menjadi bukti baru bahwa dirinya akan menghilangkan ucapan hingga pengguna yang secara pribadi tidak disukainya. Penangguhan akun para jurnalis terjadi di tengah eksodus pengiklan dan karena perusahaan telah memangkas pegawai. Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan telah terjadi PHK di departemen teknik Twitter akhir pekan ini. Karyawan yang terkena dampak telah bekerja untuk bagian perusahaan yang menjalankan platform media sosial dan diberitahu melalui email pada Jumat malam.

Saham Tesla, pembuat mobil listrik yang dipimpin oleh Musk, merosot 4,7 persen pada Jumat dan membukukan kerugian mingguan terburuk sejak Maret 2020. Investor semakin khawatir tentang gangguannya dan tentang perlambatan ekonomi global.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement