Kamis 15 Dec 2022 05:30 WIB

Ekonom: Kebijakan BI Bisa Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Kondisi fundamental perekonomian Indonesia cenderung solid.

Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan kebijakan yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, khususnya pada2023. Kepada Antara di Jakarta, Rabu (14/12/2022), dia menjelaskan kebijakan tersebut di antaranya triple intervention, yaitu upaya intervensi pada pasar spot valuta asing (valas), Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Kemudian, implementasi Local Currency Settlement (LCS), yaitu mendorong negara di kawasan Asia untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi, agar tidak bergantung pada dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, disiplin devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA), dengan mendorong para pelaku eksportir untuk lebih lama memarkirdevisa hasil ekspornya ke domestik, sehingga nilai tukar rupiah akan relatif lebih stabil.

Baca Juga

Menurutnya, sebenarnya kondisi fundamental perekonomian Indonesia cenderung solid, yang ditunjukkan dengan surplus neraca perdagangan selama 30 bulan berturut turut. Ditambah, neraca transaksi berjalan juga surplus selama lima triwulan berturut-turut sejak triwulan III-2021.

Namun demikian, sentimen pasar keuangan di tingkat global yang dipicu oleh agresivitas The Federal Reservemembuat mata uang dolar AS menguat terhadap mata uang negara lain, termasuk Garuda. "Yang perlu diperhatikan, kondisi yang terjadi bukan rupiah satu satunya mata uang yang melemah terhadap dolar AS, tetapi dolar AS yang menguat terhadap mata uang di seluruh dunia, termasuk mata uang negara maju," kata Josua.

Namun demikian, menurutnya, adanya perkirakan bahwa The Fed tidak akan seagresif tahun ini, akan membuat tekanan dolar AS terhadap nilai mata uang Asia, termasuk Indonesia akan relatif terbatas pada tahun depan. Dengan demikian, seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid, Ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan relatif stabil berada di kisaran Rp15.400 - Rp15.600 per dolar AS pada2023.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement