Jumat 09 Dec 2022 20:53 WIB

Menko Airlangga: Industri Halal Nasional Harus Punya Daya Saing

Industri halal tidak hanya diminati oleh negara muslim semata.

Kawasan industri halal. Ilustrasi
Foto: MCIE
Kawasan industri halal. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan industri halal nasional harus mempunyai daya saing lebih, karena memiliki pasar domestik yang luas dan peluang ekspor besar.

"Industri halal tidak hanya diminati oleh negara muslim semata, saat ini Brasil, Thailand, Korea Selatan, Jepang, dan China, menjadikan halal sebagai salah satu fokus pengembangan industrinya. Oleh karena itu, tentunya kita harus mempunyai daya saing lebih dari mereka," kata Menko Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (9/12/2022), saat menghadiri Indonesia Halal Industry Award 2022 bersama Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca Juga

Berdasarkan data State Global Islamic Economic Report, lanjut Airlangga, pada 2022 Indonesia menduduki peringkat keempat dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Peringkat tersebut lebih baik dibanding pada 2018 yang saat itu menduduki peringkat 10. Pada laporan yang sama, lanjut Airlangga, Indonesia adalah konsumen produk halal terbesar di duniadan mencakup 11,34 persen dari pengeluaran halal global.

"Untuk makanan halal, Indonesia adalah konsumen kedua, bukan karena makannya lebih besar dari negara lain, tapi karena jumlah penduduk kita yang relatif terbesar," ujar Menko Airlangga Hartarto.

Ia menyebutIndonesia adalah rumah umat muslim terbesar dengan penduduk 229,6 juta dan pengeluaran umat muslim mencapai Rp184 miliar pada 2020 dan diperkirakan mencapai Rp281,6 miliar pada 2025. "Jadi ini merupakan pasar yang besar bagi consumer product. Tujuan yang perlu dilakukan adalah optimalisasi bonus demografi, menggunakan beberapa produk termasuk bangga membeli produk halal buatan negeri sendiri, meningkatkan permintaan dalam negeri, dan ekspor produk kepada negara berbasis muslim sangat besar," kata Menko Airlangga.

Ia menambahkan Indonesia mengekspor 46,7 miliar dolar AS untuk produk halal makanan, fesyen, dan kosmetik. Sedangkan untuk produk yang sama, RI mengimpor 14,5 miliar dolar AS. Oleh karena itudi sektor halal Indonesia surplus 32,2 miliar dolar AS.

Melihat potensi tersebut MenkoAirlangga mengapresiasi langkah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang menyelenggarakan IHYA 2022 untuk memacu dan mengembangkan industri halal dalam negeri. "IHYA bisa menjadi bentuk sosialisasi, edukasi, sekaligus sebagai pemicu dan pemacu industri dalam negeri. Saya ucapkan selamat kepada seluruh penerima penghargaan," pungkas Menko Airlangga.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement