Selasa 06 Dec 2022 01:50 WIB

Waspadai Pelemahan Ekonomi Global

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global turun menjadi 2,7 persen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Foto: pixabay
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komarudin, meminta Pemerintah Indonesia waspadai pelemahan ekonomi global. Sebab, lembaga seperti IMF dan World Bank memperkirakan situasi ekonomi global tahun depan akan terasa berat.

Ia menekankan, situasi ini tentu akan sangat berdampak kepada ekonomi domestik. Karenanya, Puteri turut mengimbau Pemerintah Indonesia untuk melakukan langkah-langkah persiapan dalam rangka mewaspadai potensi pelemahan ekonomi global.

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global turun menjadi 2,7 persen. Sedangkan, World Bank lebih rendah lagi yaitu 0,5 persen. Hal ini dikarenakan pandemi yang belum berakhir, namun dunia kembali dihadapkan tantangan lain.

"Seperti konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan," kata Puteri, Senin (5/12/2022).

Puteri berpendapat, ketegangan ini memicu peningkatan resiko berupa krisis pangan, energi sampai pupuk. Bahkan, politisi Partai Golkar itu mengingatkan, situasi ini bisa memicu lonjakan inflasi di negara-negara maju, termasuk AS.

Kondisi ini direspon dengan pengetatan kebijakan moneter dan peningkatan suku bunga. Menurut Puteri, tentu saja kondisi ini berimbas pula kepada peningkatan arus modal ke luar dan pelemahan nilai tukar di sejumlah negara berkembang.

"Berbagai kombinasi tantangan ini yang memicu risiko pelemahan ekonomi global. Sehingga patut kita antisipasi dan waspadai terhadap kinerja ekonomi domestik," ujar Puteri.

Ia menekankan, di tengah risiko pelemahan ekonomi global, ekonomi Indonesia justru masih tetap tangguh. Kuartal III-2022 saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,7 persen atau terus melanjutkan tren peningkatan sejak kuartal pertama.

Bahkan, diprediksi akan tumbuh di atas lima persen pada kuartal IV-2022. Maka itu, Puteri menilai, inflasi di Indonesia masih cukup stabil dan terkendali. Ini jadi modal optimis dalam menghadapi resiko pelemahan ekonomi global tahun depan.

ekspansi

Bahkan, sejumlah lembaga internasional memperkirakan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh sekitar 4,8-5,1 persen. Artinya, ia merasa, prospek ekonomi domestik semakin cerah dan berpotensi untuk terhindar dari perkiraan resesi.

Ini tidak terlepas dari pulihnya konsumsi dalam negeri yang diindikasikan Indeks Keyakinan Konsumen di level optimis. Serta, menggeliatnya dunia usaha yang dalam Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia sedang melanjutkan level ekspansif.

"Bekal ini diharapkan mampu menjaga kinerja perekonomian kita dalam menghadapi dinamika global," kata Puteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement