Senin 28 Nov 2022 06:41 WIB

Ukraina Berlakukan Pembatasan Konsumsi Energi di Seluruh Negeri

Defisit daya dalam sistem energi Ukraina mencapai 20 persen.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Seorang prajurit Rusia menjaga area Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di wilayah di bawah kendali militer Rusia, tenggara Ukraina, 1 Mei 2022.
Foto: AP Photo
Seorang prajurit Rusia menjaga area Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di wilayah di bawah kendali militer Rusia, tenggara Ukraina, 1 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina memberlakukan pembatasan konsumsi energi di seluruh negeri pada Ahad (27/11/2022). Negara ini terus bergulat dengan kerusakan infrastruktur yang luas di tengah perang dengan Rusia.

"Di semua wilayah Ukraina, ada rezim pembatasan konsumsi listrik," kata operator energi nasional Ukraina Ukrenergo dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Ukrenergo menyatakan, sejak pukul 11.00, defisit daya dalam sistem energi negara itu mencapai 20 persen. Skema dan jadwal pemadaman telah direncanakan dan diterapkan oleh sistem regional yang ada.

Pernyataan itu muncul di tengah penyebaran Points of Invincibility di seluruh negeri untuk menyediakan layanan dasar selama pemadaman listrik yang disebabkan oleh serangan Rusia. Dalam sepekan terakhir, serangan Rusia menghantam infrastruktur di berbagai wilayah, termasuk ibu kota Kiev.

Menanggapi serangan tersebut, Ukrenergo mengumumkan, penutupan darurat di semua wilayah untuk melindungi jaringan listrik dari kecelakaan teknologi tambahan dan mendukung pengoperasian sistem tenaga. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sebelumnya, pekerjaan perbaikan fasilitas infrastruktur energi yang rusak akibat serangan Rusia awal pekan ini akan menjadi tugas utama.

Dalam pidato di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 24 November, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan, Rusia melancarkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina serta infrastruktur lainnya. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penggunaan dalam memasok senjata ke Ukraina, terutama yang berasal dari Barat.

Sementara itu juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov membantah Rusia melakukan serangan terhadap infrastruktur sipil Ukraina. Infrastruktur energi Ukraina telah menjadi sasaran serangan udara Rusia sejak dimulainya perang pada Februari, meningkat setelah ledakan merusak Jembatan Kerch utama ke Semenanjung Krimea yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement