Jumat 11 Nov 2022 14:22 WIB

Siswa di Ciamis Seberangi Sungai dengan Perahu Akibat Jembatan Rusak

Jalan alternatif bagi warga Ciamis harus memutar jauh melewati hutan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Petugas membantu siswa menyeberang Sungai Ciseel di Dusun Gunungsari, Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis, Jumat (11/11/2022).
Foto: Polsek Cimaragas
Petugas membantu siswa menyeberang Sungai Ciseel di Dusun Gunungsari, Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis, Jumat (11/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Jembatan gantung yang rusak akibat luapan Sungai Ciseel di Dusun Gunungsari, Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis, membuat akses warga sekitar terhambat. Sejumlah siswa yang berada di wilayah itu juga harus menyeberangi sungai dengan menggunakan perahu untuk berangkat sekolah.

Camat Cidolog, Agus Yani, mengatakan, pihaknya sudah menyediakan perahu yang dioperasikan warga sekitar untuk membantu aktivitas warga terdampak akibat rusaknya jembatan gantung itu. Perahu itu juga digunakan untuk membantu siswa yang harus menyeberangi sungai.

Baca Juga

"Untuk penyeberangan dengan titik lokasi berbeda dengan jembatan semula, karena arus Sungai Ciseel masih deras. Jadi kami cari lokasi yang arusnya cenderung tenang," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (11/11/2022).

Menurut dia, terdapat sekitar 20 siswa di wilayah itu yang terdampak rusaknya jembatan gantung tersebut pada Rabu (9/11/2022) sore. Para siswa itu harus belajar daring pada Kamis (10/11/2022). Namun, sejak Jumat pagi, sebagian siswa sudah dapat kembali bersekolah dengan menyeberangi sungai menggunakan perahu.

Kendati demikian, Agus mengatakan, belum semua siswa di wilayah itu kembali bersekolah dengan normal. Pasalnya, perahu yang disediakan di wilayah itu baru satu unit, yang hanya bisa memuat sekitar lima orang. Operasional perahu tersebut juga disesuaikan dengan kondisi arus. "Kalau air deras, diupayakan tidak dilakukan. Jadi belum semua siswa sekolah, sebagian masih ada yang belajar daring," ujar dia.

Selain menyediakan perahu untuk membantu aktivitas warga menyeberang sungai, Agus menambahkan, pihaknya juga telah mendistribusikan paket sembako untuk sekitar 56 kepala keluarga (KK) atau 152 jiwa warga yang terdampak. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga di lokasi yang aksesnya terkendala itu.

Menurut dia, sejauh ini kondisi warga di wilayah itu masih baik-baik saja. Aktivitas pertanian warga juga disebut masih berjalan. Namun, ia berharap jembatan yang memiliki nama Karlina itu segera diperbaiki. Sebab, jembatan itu merupakan akses penting bagi warga sekitar. "Kami sudah mengusulkan untuk perbaikan jembatan. Kami berharap secepatnya, karena jembatan itu akses penting," kata dia.

Di hari yang sama, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cimaragas, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ono Supriatno, mendampingi Komandan Komando Militer (Dandim) 0613/Ciamis, Letkol Inf Wahyu Alfiyan Arisandi, meninjau lokasi jembatan gantung yang rusak akibat banjir. Ono mengatakan, peninjauan itu dilakukan untuk melihat kondisi terkini jembatan gantung yang menjadi salah satu akses penghubung masyarakat dari dua daerah. "Akibat kejadian itu, akses masyarakat saat ini cukup terganggu karena jembatan sudah tidak bisa digunakan," kata dia.

Sementara ini, warga yang hendak menyeberangi sungai harus menggunakan perahu. Namun, operasionalnya harus tetap memperhatikan faktor keselamatan. Ihwal rencana perbaikan jembatan, menurut dia, itu masih dalam pembahasan sejumlah instansi terkait.

Jembatan gantung yang terputus ini berada di Dusun Gunungsari RT 37 dan RT 38, RW 18, Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis. Jembatan gantung itu terputus akibat hantaman luapan air sungai selama dua hari terkahir melanda wilayah Dusun Gunungsari.

Sebelumnya, salah seorang warga sekitar, Jojo (50 tahun), mengatakan, jembatan itu merupakan akses satu-satunya untuk masyarakat setempat. Ia mengakui, terdapat jalan alternatif yang dapat dilintasi warga, tapi akses itu harus memutar jauh melewati hutan. Jalan itu juga hanya bisa dilintasi motor yang sudah dimodifikasi atau berjalan kaki. "Kalau motor biasa mah tidak bisa lewat. Jalannya hutan," kata Jojo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement