REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Novavax memangkas perkiraan pendapatan setahun untuk kedua kalinya dalam tiga bulan. Perubahan ini dilakukan karena sepinya peminat akan vaksin Covid-19 di tengah berlimpahnya pasokan vaksin Covid-19.
Sebelumnya pada Agustus, Novavax memangkas perkiraan pendapatan mereka hingga setengah dari target awal. Hal ini terjadi karena perusahaan tak melihat adanya kemajuan dalam penjualan vaksin Covid-19 mereka di Amerika Serikat tahun ini.
Saat ini, Novavax mengharapkan pendapatan tahunan mereka mendekati ujung bawah dari kisaran perkiraan sebelumnya. Kisaran sebelumnya adalah antara 2-2,3 miliar dolar AS.
Selain itu, Novavax kini mengalihkan fokus mereka dalam mengembangkan vaksin Covid-19 yang menarget subvarian Omicron BQ.1 dan BQ.1.1. Vaksin ini akan mereka formulasikan sebagai vaksin bivalen dengan strain SARS-CoV-2 lain.
Novavax berencana untuk menghadirkan vaksin Covid-19 bivalen baru ini pada kuartal kedua tahun depan. Pemilihan waktu ini dinilai tepat untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus Covid-19 di belahan bumi bagian selatan.
Pada Selasa (8/11/2022), perusahaan mengatakan vaksin Covid-19 mereka yang dirancang untuk melawan varian Omicron BA.1 terbukti efektif apabila diberikan sebagai dosis keempat. Pemberian vaksin ini tampak memunculkan respons imun yang kuat, sesuai dengan tujuan utama.
Minimnya minat terhadap vaksin Covid-19 Novavax tercermin dalam data vaksinasi di Amerika Serikat. Meski ada lebih dari 640 juta dosis vaksin yang telah diberikan di negara tersebut, hanya 43.540 dosis yang berasal dari vaksin Covid-19 Novavax per 2 November 2022.
Per Oktober, Food and Drug Administration memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 Novavax di Amerika Serikat sebagai booster untuk dewasa. Sebelumnya, badan pengawas obat dan makanan tersebut telah memberikan izin penggunaan untuk vaksin Covid-19 Novavax sebagai vaksin primer dua dosis untuk usia 12 tahun ke atas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
