REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia adalah salah satu negara yang paling beruntung dibandingkan dengan banyak negara lain dari sisi ketahanan pangan. Di masa krisis saat ini, lebih dari 300 juta orang di dunia mengalami isu kelaparan di tengah melonjaknya harga bahan bakar dan pangan.
Ketahanan pangan menjadi salah satu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Atlantic Council President dan CEO, Frederick Kempe mengatakan perang yang masih berlangsung telah membentuk fokus baru terhadap kerentanan ketahanan pangan dan rantai pasok.
"Dengan tantangan yang kita hadapi sekarang, KTT G20 merupakan wadah yang ideal untuk melakukan pertemuan dalam membahas mengenai ketahanan pangan," katanya dalam keterangan, Senin (7/11).
Atlantic Council bersama Kementerian Pertahanan Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi akan menyelenggarakan pertemuan Atlantic Council Global Food Security Forum pada tanggal 12 - 13 November di Bali, Indonesia. Ini menjadi acara sideline resmi dari KTT G20.
Forum ini akan mempertemukan pemimpin internasional, pemimpin daerah, dan pemimpin ketahanan pangan lokal. Termasuk pejabat pemerintahan, pelaku bisnis, media, para ahli akademik, dan pemimpin masyarakat sipil.
Acara ini juga mendapat dukungan dari Gaurav & Sharon Srivastava Family Foundation. Akan hadir US Permanent Representative to the UN Agencies in Rome, Cindy McCain, Menteri Infrastruktur Ukraina, Oleksandr Kubrakov, US Senator untuk Michigan, Deborah Stabenow, Perwakilan Amerika Serikat dari New York, Patrick Ryan, dan para menteri dan petinggi pemerintahan Indonesia.
"Topik-topik yang akan dibahas pada pertemuan ini termasuk mengenai ketahanan rantai pasok pangan, pendanaan inisiatif ketahanan pangan global, inovasi di bidang ketahanan pangan, dan lainnya," katanya.