Kamis 03 Nov 2022 14:22 WIB

Biden Salahkan Trump Picu Penyangkalan Hasil Pemilu

Tuduhan ini muncul menjelang pemilihan paruh waktu pada 8 November di AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joe Biden berbicara dalam sebuah acara untuk merayakan Diwali, di Ruang Timur Gedung Putih, Senin, 24 Oktober 2022, di Washington.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden berbicara dalam sebuah acara untuk merayakan Diwali, di Ruang Timur Gedung Putih, Senin, 24 Oktober 2022, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyalahkan Donald Trump karena telah menginspirasi orang menolak hasil pemilihan umum. Tuduhan ini muncul menjelang pemilihan paruh waktu pada 8 November di AS.

Biden mengatakan, para penyangkal pemilu telah terinspirasi oleh Trump. Dia menuduh demokrasi AS sedang diserang karena Trump tidak akan menerima hasil pemilu 2020 karena  kalah dari Biden.

Baca Juga

"Dia menolak untuk menerima kehendak rakyat, dia menolak untuk menerima bahwa dia kalah," kata Biden.

Sebagian besar prakiraan paruh waktu memprediksi Partai Republik hampir pasti akan mengambil kendali House of Representatives, sementara Senat kemungkinan tidak bisa diamankan. Kondisi ini membuat Biden menekankan, nasib bangsa terletak pada rakyat dan tetap optimistis atas hasil untuk Partai Demokrat.

"Teman-teman Amerika, kita akan bertemu saat ini. Kita hanya perlu mengingat siapa kita. Kita adalah Amerika Serikat. Tidak ada yang di luar kemampuan kita jika kita melakukannya bersama-sama," kata Biden.

Penipuan pemilih sangat jarang terjadi di AS, tetapi sejumlah besar warganya memiliki kekhawatiran. Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos yang menyimpulkan pada Senin (31/10/2022), 49 persen warga AS berpikir kecurangan pemilih adalah masalah yang meluas, dengan 34 persen dari pendukung Demokrat dan 69 persen dari Partai Republik.

Sekitar 44 persen peserta survei mengatakan, kekhawatiran pemilihan AS dicurangi, termasuk 28 persen dari Demokrat dan 62 persen dari Republik. Terlepas dari dukungan antar kelompok, 67 persen responden mengatakan mereka yakin surat suara mereka akan dihitung secara akurat, termasuk mayoritas Demokrat dan Republik. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement