Rabu 02 Nov 2022 23:20 WIB

Pemanfaatan Solusi Digital Cegah Karyawan Alami Quiet Quitting

Lewat solusi digital, penilaian karyawan transparan dan cegah Quiet Quitting

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lewat solusi digital, penilaian karyawan transparan dan cegah Quiet Quitting
Foto: Dok Kalibrr
Lewat solusi digital, penilaian karyawan transparan dan cegah Quiet Quitting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Quiet quitting yang ramai diperbincangkan belakangan ini merupakan sebuah konsep bagi karyawan lebih memilih bekerja secara cukup atau seperlunya. Hal ini sesuai cakupan tanggung jawab dan tingkatan gaji.

Chief Customer Officer (CCO) Mekari Arvy Egadipoera mengatakan Quiet quitting berakar dari kekecewaan karyawan akan minimnya penghargaan perusahaan atas usaha yang mereka telah berikan, terutama efisiensi pegawai berimbas pada menumpuknya volume kerja karyawan yang tersisa saat pandemi. Selain itu, quiet quitting timbul di tengah semakin sadarnya karyawan akan pentingnya menghindari burnout dengan bekerja seimbang.

“Fenomena quiet quitting menangkap perhatian berbagai perusahaan, yang mencoba menelaah imbas fenomena tersebut pada produktivitas bisnis," ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (2/11/2022).

Dia menjelaskan, Mekari merupakan perusahaan software-as-a-service (SaaS) yang menyediakan rangkaian solusi digital untuk pengoperasian bisnis, termasuk Mekari Talenta sebagai solusi human resources terintegrasi. Mekari Talenta memungkinkan perusahaan untuk mengatur kepegawaian, mulai dari administrasi, pembayaran gaji hingga pengembangan karir, secara efisien dan otomatis.

"Sebetulnya, dengan cara pandang dan pendekatan yang tepat, quiet quitting bisa menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk mengulas kembali sistem dan kebijakan kepegawaian untuk melihat bagaimana perusahaan bisa memperkuat kepuasan kerja karyawan,” ucapnya.

Arvy menyebut solusi digital juga mempermudah perusahaan dalam menghargai performa kerja, sehingga karyawan termotivasi berkarya. 

Menurut Arvy pemanfaatan solusi digital semakin relevan mengingat karyawan didominasi oleh kelompok milenial dan Gen-Z yang sudah terbiasa menggunakan teknologi saat bekerja. Adapun penggunaan solusi digital juga semakin penting saat era pasca pandemi karena timbulnya peperangan talenta antar perusahaan. 

“Berbagai perusahaan secara bersamaan ingin menggaet dan mempertahankan karyawan dengan kemampuan dan pengetahuan tinggi karena karyawan-karyawan tersebutlah yang akan menjalankan ide inovatif yang membantu perusahaan untuk memenangkan pasar,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement