Selasa 01 Nov 2022 08:57 WIB

Kurangi Sampah Masuk TPA Piyungan, Bank Sampah Dioptimalkan

Sudah ada 565 bank sampah berbasis RW yang dibentuk.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Aktivitas bank sampah Mandiri Sejahtera di wilayah RW. 04, Desa Berdaya Bausasran, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
Foto: rumah zakat
Aktivitas bank sampah Mandiri Sejahtera di wilayah RW. 04, Desa Berdaya Bausasran, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengoptimalkan bank sampah untuk mengurangi sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan. Pasalnya, kapasitas TPA Piyungan diperkirakan sudah tidak mampu lagi menampung sampah hingga akhir 2022.

Bahkan, saat ini sudah digunakan zona transisi di TPA Piyungan untuk menampung sampah. Kota Yogyakarta menjadi salah satu wilayah yang membuang sampahnya ke Piyungan, selain Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyebut, pembentukan bank sampah hampir merata di seluruh wilayah di Yogyakarta. Setidaknya, sudah ada 565 bank sampah berbasis RW yang dibentuk.

Sedangkan, jumlah RW di Kota Yogyakarta yakni mencapai 614 RW. Artinya, sekitar 92 persen RW di Kota Yogyakarta sudah memiliki bank sampah.

"Bank sampah ini punya peran yang sangat sentral dalam pengelolaan dan mengurangi sampah," kata Sugeng di Kantor DLH Kota Yogyakarta.

Dengan adanya bank sampah ini, sampah khususnya anorganik diolah menjadi produk-produk yang memiliki nilai lebih. Dengan begitu, sampah anorganik berhenti di tingkat RW melalui pemilahan di bank sampah dan tidak dibuang ke Piyungan.

Meskipun begitu, tidak seluruh bank sampah yang beroperasi secara maksimal. Sugeng menyebut, setidaknya 180 bank sampah saat ini yang tidak berfungsi optimal.

"Hal ini karena biasanya ada pergantian ketua RW, jadi bank sampahnya tidak berfungsi optimal, hanya ada papan nama saja," ujar Sugeng.

Pihaknya juga membuat klinik bank sampah, dengan tujuan untuk menggerakkan kembali bank sampah yang sudah tidak berfungsi optimal.

"Ketika ada bank sampah yang tidak aktif, harapannya (klinik bank sampah) di tingkat kelurahan bisa membangkitkan, atau di kecamatan kalau tidak bisa di kelurahan, atau di tingkat Kota Yogya," jelas Sugeng.

Ketua Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, juga menyebut bank sampah dioptimalkan guna mengurangi sampah yang dibuang ke Piyungan. Meski saat ini ada 180 bank sampah yang tidak berfungsi optimal, akan dibangkitkan kembali.

"Bank sampah ini sudah cukup optimal (mengurangi sampah), sudah ada 565 bank sampah berbasis RW dari 614 RW yang ada. Artinya tinggal sedikit mencapai seluruh RW. Kita akan lebih mengoptimalkan lagi bank sampah," kata Aman.

Sementara itu, produk-produk yang dihasilkan di bank sampah juga dipasarkan melalui galeri bank sampah. Bahkan, pemasarannya pun juga dilakukan secara digital melalui website Bank Sampah Kota Yogyakarta.

"Berkaitan dengan proses daur ulang sampah, pemasaran produk daur ulang jadi persoalan. Untuk pemasaran, dihadirkan galeri bank sampah dan website galeri bank sampah untuk meningkatkan pemasaran daur ulang sampah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement