Kamis 27 Oct 2022 23:34 WIB

UUS Dilepas, BTN Optimistis Aset tak Berkurang

BTN menyebut dalam proses due diligence untuk melepas UUS ke BSI.

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo (dua kiri) bersama jajaran direksi menyampaikan Paparan Kinerja Keuangan Kuartal III/2022 di Jakarta, Kamis (27/10/2022). Sepanjang Januari hingga September 2022 Bank BTN berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 50,11% menjadi Rp2,28 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,51 triliun. Kenaikan laba bersih perseroan ini ditopang oleh keberhasilan dalam menjalankan inisiatif strategis yaitu peningkatan penyaluran kredit, biaya dana (cost of fund) yang berhasil ditekan seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah ditambah juga dengan suksesnya Bank BTN melakukan perbaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan) yang terus menurun hingga akhir September 2022. Republika/Prayogi
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo (dua kiri) bersama jajaran direksi menyampaikan Paparan Kinerja Keuangan Kuartal III/2022 di Jakarta, Kamis (27/10/2022). Sepanjang Januari hingga September 2022 Bank BTN berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 50,11% menjadi Rp2,28 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,51 triliun. Kenaikan laba bersih perseroan ini ditopang oleh keberhasilan dalam menjalankan inisiatif strategis yaitu peningkatan penyaluran kredit, biaya dana (cost of fund) yang berhasil ditekan seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah ditambah juga dengan suksesnya Bank BTN melakukan perbaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan) yang terus menurun hingga akhir September 2022. Republika/Prayogi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sedang menjalankan proses due diligence terkait pelepasan unit usaha syariah. Adapun proses ini dilakukan antara perseroan bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

Wakil Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengatakan, perseroan melakukan proses due diligence untuk memenuhi standar baku yang ditetapkan terkait penilaian kinerja.“Kita masih bersama BSI sedang melakukan proses due diligence masih di tengah jalan. Kami tetap mempertahankan tenggat waktu, transaksi ini paling lambat Juli tahun depan terkait dengan undang-undang,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (27/10/2022).

Menurutnya, proses ini dimulai dari skema transaksi, due diligence test, divisi bisnis untuk melakukan penilaian. Adapun penilaian due diligence tidak hanya melihat kredit saja, melainkan dari sisi loan at risk. “Due diligence dari sisi dana menyasar human capital, infrastruktur, dan network,” ucapnya.

Per kuartal III 2022, laba bersih BTN Syariah Rp 141,74 miliar. Adapun realisasi ini tumbuh 66 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 235,27 miliar.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, capaian positif BTN Syariah didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Per kuartal III 2022, pembiayaan syariah tumbuh 11 persen menjadi Rp 30,35 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 27,35 triliun.

Dari sisi dana pihak ketiga sebesar Rp 31,05 triliun atau tumbuh 11,2 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 27,92 triliun. Dengan capaian tersebut, aset berhasil tumbuh 13,07 persen menjadi Rp 41,29 triliun dibandingkan kuartal III 2021 sebesar Rp 36,51 triliun.

“Kita masih menunggu akhir 2022 pembiayaan syariah kalau diambil oleh BSI. Syariah Banking potensinya besar, kalau ini tiba-tiba labanya meningkat, karena dikelola dengan benar,” ucapnya.

Apabila BTN Syariah diakuisisi BSI, lanjut Haru, maka BTN akan menjalankan spin off sesuai undang-undang. Meski demikian, Haru menjamin aset BTN tak berkurang dengan adanya akuisisi tersebut.

“Aset tidak terpengaruh, karena kita berjalan masing-masing. Kita kembangkan bisnis konvensional,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement