REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) komitmen pada arahan Presiden Joko Widodo agar BSI mampu memaksimalkan teknologi agar dapat menjangkau mereka yang selama ini belum dapat dilayani oleh layanan perbankan. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan transformasi digital yang dilakukan secara konsisten dan terarah akan mendorong percepatan pertumbuhan untuk merealisasikan aspirasi tersebut.
"Digitalisasi melalui proses online banking menjadi hal tak terhindarkan," katanya di sela-sela State-Owned Enterprises (SOE) International Conference 2022 yang merupakan bagian dari agenda resmi Road to G20 Summit dari Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidency G20 Indonesia, dikutip di keterangan pers, Selasa (18/10).
Saat ini transaksi dari electronic channel mencapai 85 persen di industri jasa keuangan. Transformasi digital juga membuat BSI mampu berkinerja impresif dan memberikan nilai tambah bagi stakeholder BSI yang inklusif.
Seperti diketahui, BSI memiliki visi menjadi Top 10 Global Islamic Bank. Aspirasi itu akan dicapai melalui tiga misi utama yaitu pertama, memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia dengan melayani lebih dari 20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan aset lebih dari Rp 500 triliun pada 2025.
Kedua, menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi pemegang saham, dengan menjadi top 5 bank yang paling profitable di Indonesia dengan ROE 18 persen dan valuasi kuat. Ketiga, menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik Indonesia, yaitu melalui nilai yang kuat dan memberdayakan masyarakat serta berkomitmen pada pengembangan karyawan dengan budaya berbasis kinerja.
Di antara transformasi digital yang sedang ditempuh perseroan merealisasikan mobile banking BSI menjadi sebuah super app. Inovasi yang dilakukan tersebut menjadikan layanan BSI Mobile bukan hanya sebagai alat transaksi keuangan. Lebih canggih dari itu, fungsinya pun akan semakin lengkap.
Salah satunya fitur berupa pembukaan rekening dengan //biometric face recognition//. Sehingga memungkinkan nasabah tidak perlu datang ke bank ketika membuat rekening tabungan. Adapun layanan sebelumnya melalui mobile banking di antaranya paylater, fitur gadai dan cicilan emas, transfer, pembayaran, hingga QRIS.
Ekosistem layanan keuangannya pun lengkap karena mobile banking BSI terhubung dengan e-commerce maupun fintech. Layanan digital BSI juga mencakup aspek sosial melalui fitur pembayaran zakat dan sedekah. BSI Mobile Banking menyediakan layanan Islami seperti arah kiblat, ayat AlQuran pendek, dan letak masjid terdekat.
Secara kinerja keuangan, transformasi digital mendorong peningkatan //fee based income//. Per semester I 2022 BSI membukukan laba bersih Rp 2,13 triliun atau tumbuh 41 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari segi aset, BSI berada di peringkat tujuh, yaitu sebesar Rp 270 triliun dari sekitar 107 bank di Tanah Air.
Sementara itu untuk jumlah nasabah, BSI di posisi lima dan enam nasional, yang mencapai 20 juta nasabah. Saat ini kapitalisasi pasar perseroan sudah mencapai 3,69 miliar dolar AS atau setara Rp 54,4 triliun.
"Melalui peran BSI, ke depan perbankan syariah dan ekonomi Islam akan menjadi prioritas dan semakin kompetitif, bukan saja sebagai alternatif bagi masyarakat," kata Hery.
Transformasi digital yang ditempuh BSI juga merupakan dorongan dari Kementerian BUMN. Dalam acara yang sama, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan melalui transformasi digital, layanan perusahaan negara akan lebih efisien, memberikan nilai lebih, serta menjangkau masyarakat Indonesia yang lebih luas.
Transformasi digital yang ditempuh menurutnya diiringi pula penciptaan dan penguatan ekosistem digital yang mudah diadopsi masyarakat. Dia pun mencontohkan, di industri keuangan salah satu wujud transformasi digital adalah kehadiran super apps yang berperan pula sebagai pusat ekosistem BUMN.
"Melalui ekosistem digital yang simple dan mudah diterima masyarakat bisa beralih dari offline ke online dengan mudah, masyarakat akan mendapat efisiensi dan transaksi akan lebih cepat," kata pria yang akrab disapa Tiko tersebut.
Transformasi digital yang ditempuh secara serius, menurutnya akan membuat ekosistem ekonomi bergerak lebih cepat dan lincah. Contohnya di industri perbankan, transaksi semakin masif karena digitalisasi. Sehingga mendorong pertumbuhan yang eksponensial baik dari sisi nasabah maupun transaksi.
Dia pun memastikan, salah satu fokus transformasi digital adalah memperluas jangkauan layanan publik hingga pelosok negeri. Dalam hal ini pun edukasi atau literasi menjadi penting. Khususnya dalam layanan jasa keuangan.
"Bagaimana mengadopsi digital, menggunakan aplikasi untuk transaksi. Ini yang meningkatkan ekonomi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) meskipun di masa pandemi, namun menariknya, setelah Covid-19 pun masyarakat di rural area, mereka juga menggunakan //online to offline// transaksi," ucapnya.