REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) fokus melakukan transformasi digital melalui anggaran yang dialokasikan serta strategi yang dicanangkan perusahaan. BSI menganggarkan 1,4 persen dari pendapatan untuk belanja IT atau sekitar Rp 700 miliar.
"Sedangkan rasio anggaran IT dibandingkan dengan total biaya mencapai 29,13 persen," kata SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih dalam keterangan, Sabtu (15/10/2022).
Adapun anggaran IT dibandingkan dengan total laba mencapai 7,58 persen atau sekitar Rp 229 miliar. Total pendapatan BSI tercatat sekitar Rp 16 triliun dan total laba sebesar Rp 3 triliun.
BSI juga melakukan berbagai kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satu misinya adalah memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia diantaranya melalui penguatan aspek layanan digital.
Dari sisi strategi bisnis pada 2022, BSI membaginya dalam empat kategori utama, dengan salah satu strategi berupa inisiatif digital. Adapun tiga strategi lainnya seperti distribusi dan efisiensi, profitabilitas, dan ekosistem Islam.
Dari sisi inisiatif digital, BSI sedang menyiapkan Super Apps. BSI juga akan mengkonversi beberapa cabang yang ada menjadi digital box atau bionic banking. Selain itu BSI juga terus meningkatkan kapabilitas pada layanan non-banking.
"Jadi, BSI akan menambahkan produk investasi dan asuransi di Super Apps yang dimiliki bank syariah terbesar di Indonesia tersebut ke depan," katanya.
BSI fokus untuk mengembangkan transformasi digital juga salah satunya adalah dengan melakukan re-organisasi pada struktur organisasi. Sekarang IT didukung pula dengan Digital Banking. Selain itu, untuk mendukung pengembangan platform digital banking yang lebih agile, BSI juga mengembangkan Agile Squad.