Jumat 30 Sep 2022 07:07 WIB

Kenyamanan Bekerja yang Diciptakan Fujifilm Indonesia

Dengan kehangatan kerja di Fujifilm, wajar apabila turnover karyawan tergolong rendah

Keceriaan karyawan Fujifilm Indonesia (FFID) di saat merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022.
Foto: FFID
Keceriaan karyawan Fujifilm Indonesia (FFID) di saat merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tak ada yang permanen kecuali perubahan, demikain kata Heraclitus, seorang filsus Yunani. Salah satu maksud singkat dalam ucapan ini adalah dunia berada dalam keadaan perubahaan yang konstan. Sebuah pemikiran yang mengatakan yang abadi dalam kehidupan adalah perubahan itu sendiri.

Segelintir orang mungkin dapat dengan cepat memahami konsep kalimat ini dan menyadari untuk menghadapi perubahan yang konstan, kemampuan untuk beradaptasi sangat vital untuk dimiliki. Memang, tak semua memiliki kemampuan beradaptasi. Namun kemampuan ini bukanlah suatu hal yang sulit untuk dipelajari. Bukanlah suatu hal di luar jangkauan.

Baca Juga

Lalu apa sebenarnya kemampuan untuk beradaptasi? Dan bagaimana cara agar dapat beradaptasi? Kemampuan beradaptasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam berbagai macam keadaan. Untuk dapat beradaptasi, lumrahnya, sikap pertama yang harus dimiliki adalah dengan mempunyai sikap terbuka. Terbuka untuk menerima masukan, terbuka dalam melihat peluang, terbuka menerima perubahan.

Keterbukaan inilah yang telah membantu Fujifilm, sebuah raksasa di dalam industri fotografi, di saat zaman menghadirkan perubahan teknologi yang signifikan. Dengan keterbukaan, Fujifilm dapat dengan mudah melakukan penyesuaian. Hebatnya, Fujifilm bukan sekedar melakukan penyesuaian, tetapi perusahaan tersebut juga terbuka dalam mencari peluang ke sektor kesehatan dan kecantikan.

Keberanian ini membuat Fujifilm berhasil mempertahankan posisinya sebagai perusahaan besar yang tak gampang goyah dilanda perubahan zaman. Selain terbuka, Fujifilm juga menjunjung tinggi sikap adil dan tidak memihak. Nilai-nilai inilah yang menjadi budaya di Fujifilm. Budaya ini jelas menjadi energi positif bagi setiap karyawan yang berada di perusahaan. Karena tidak dapat dipungkiri, budaya perusahaan yang positif dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja karyawan itu sendiri.

Bijak rasanya apabila mengutip sebuah kalimat yang dilontarkan oleh seorang naturalis dan ahli geologi Inggris, Charles Darwin: Bukan spesies terkuat yang bertahan hidup, juga bukan yang paling cerdas, tetapi yang paling responsif terhadap perubahan.

Dengan demikian, optimis rasanya, dengan keterbukaan, dan keinginan beradaptasi yang dimiliki Fujifilm, perusahaan asal Jepang ini akan terus mengibarkan benderanya dalam dunia usaha selama waktu mengizinkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement