Kamis 15 Sep 2022 17:39 WIB

Palangka Raya Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir

Sejumlah wilayah Palangka Raya terendam banjir setinggi 35 sentimeter.

Sejumlah pekerja memperbaiki saluran drainase di kawasan Jalan Tingang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (7/4/2022). Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana banjir.
Foto: Antara/Makna Zaezar
Sejumlah pekerja memperbaiki saluran drainase di kawasan Jalan Tingang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (7/4/2022). Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, menetapkan status siaga darurat bencana banjir, seiring terjadinya banjir kiriman di sejumlah kelurahan di daerah setempat. Pemerintah segera merencanakan operasi penanganan.

"Bersama seluruh instansi dan pihak terkait, saat ini kita berstatus siaga darurat banjir. Kami minta seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir," kata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin di Palangka Raya, Kamis (15/9/2022).

Baca Juga

Seiring status itu maka pemerintah "Kota Cantik" juga merencanakan operasi penanganan siaga darurat bencana dan mengajukan permintaan kebutuhan bantuan siaga darurat, melaksanakan dan mengoordinasikan pengerahan sumber daya untuk penanganan siaga darurat bencana secara cepat, tepat, efektif, dan efisien.

Selain itu, mempersiapkan sarana dan prasarana dalam rangka menyiapkan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat terkait dengan siaga darurat bencana banjir, melaksanakan pengumpulan informasi sebagai dasar perencanaan komando siaga darurat bencana di Kota Palangka Raya.

Pemkot Palangka Raya juga secara rutin menyebarluaskan informasi mengenai kejadian bencana dan penanganankepada media massa dan masyarakat luas.

Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat juga menyiapkan lokasi yang digunakan sebagai posko dan pusat pengungsian bagi warga setempat yang menjadi korban banjir kiriman.

"Untuk lokasi posko dan pengungsian sudah siap kita data, dan jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dibangun dan difungsikan," kata Kepala BPBD Palangka Raya Emi Abriyani.

Dia menerangkan lokasi yang potensial dijadikan sebagai posko dan pusat pengungsian tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya, di antara sekitar Pasar Kahayan, Gedung KONI, Jalan Arut, dan kantor kelurahan yang tidak tergenang banjir.

"Intinya lokasi untuk posko tidak tergenang air dan mudah dijangkau masyarakat serta petugas," kata dia.

Saat ini, ketinggian air di sejumlah wilayah akibat banjir kiriman bervariasi mulai 5-35 sentimeter. Akibatnya, jalan permukiman warga dan sebagian lahan pertanian bahkan sejumlah permukiman warga mulai terendam air.

"Dalam rangka memberikan informasi potensi bencana banjir, tim BPBD secara berkala melakukan pemantauan tinggi air sungai di titik-titik pantau yang telah ditetapkan," kata Emi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement