Rabu 07 Sep 2022 19:54 WIB

Lewat Command Centre, Dirut Pertamina Antisipasi Kebocoran Penyaluran BBM

Pertamina terus memantau secara realtime distribusi BBM dari hulu hingga hilir.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan kunjungan ke Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9/2022). Dalam kunjungan tersebut, Erick Thohir pastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dalam kondisi aman, meski pemerintah belum melakukan penambahan kuota untuk Pertamina. Selain itu, Ia berharap fasilitas PIEDCC yang berbasis digital tersebut harus mampu mendorong penyaluran subsidi BBM secara tepat sasaran. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan kunjungan ke Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9/2022). Dalam kunjungan tersebut, Erick Thohir pastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dalam kondisi aman, meski pemerintah belum melakukan penambahan kuota untuk Pertamina. Selain itu, Ia berharap fasilitas PIEDCC yang berbasis digital tersebut harus mampu mendorong penyaluran subsidi BBM secara tepat sasaran. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memastikan Pertamina terus memantau secara realtime distribusi BBM dari hulu hingga hilir. Dengan sistem digital yang dikembangkan Pertamina, Nicke memastikan tak ada celah kebocoran penyaluran BBM.

"Kami punya Integrated Enterprise Data And Command Centre dimana setiap proses dari produksi, pengolahan, distribusi semuanya termonitor," ujar Nicke di Kantor Pusat Pertamina, Rabu (7/9/2022).

Baca Juga

Nicke menjelaskan dalam sistem digital tersebut, Pertamina bisa memantau langsung BBM yang terolah dan terdistribusikan hingga ke nozel. Dengan sistem digitalisasi maka mengurangi keterlibatan orang sehingga tidak ada potensi kebocoran rembes di jalur distirbusi.

"Setiap mobil tangki yang mau ambil di TBBM harus memasukan otomatic order. Jadi gak bisa pakai orang, jadi yang diminta sama yang keluar. Ketika dinagkut, ketika keluar sampai nozel kita bisa cek," ujar Nicke.

 

Jika ternyata sampai di nozel ada yang kurang dari data yang didapat dari TBBM ke Mobil Tangki maka itu menjadi tanggung jawab transporter. Pemantauan juga dilakukan Pertamina bahkan di proses pengapalan. Kata Nicke ada 258 kapal yang termonitor secara realtime.

"Kapal juga 258 kapal, semua itu ter track, ada gak yang kecepatn 0, tapi di tengah laut, ada CCTV juga. Jadi nggak ada kencing di laut. Ini juga bisa mengurangi loses," ujar Nicke.

Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi langkah Pertamina dalam mendigitalisasi proses penyaluran dan distribusi. Ia mengatakan hal ini merupakan langkah efisiensi yang memang perlu dilakukan Pertamina agar semakin sehat kedepan.

"Command centre ini efisiensi. Kedua, kita memperbaiki subsidi tepat sasaran. Makanya saya ngecek langsung, kuota aman. Distribusi aman gak ada bocor, dan harus efisien dan paling juga penting, subsidi tepat sasaran," ujar Erick saat memantau stok BBM Subsidi di Kantor Pusat Pertamina, Rabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement