Senin 05 Sep 2022 23:23 WIB

Menko PMK: Indonesia Perlu Belajar pada Muhammadiyah

Indonesia perlu belajar pada Muhammadiyah, karena organisasi Islam itu lebih tua.

Muhammadiyah
Foto: wikipedia
Muhammadiyah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi menyatakan bahwa Indonesia perlu belajar pada Muhammadiyah, karena organisasi Islam itu lebih tua.

"Usia seratus tahun bagi bangsa pada 2045, masih dianggap sebagai usia yang muda. Muhammadiyah lebih tua, karena sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka," kata Muhadjir Effendi dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur,Senin (5/9/2022).

Menko PMK mengatakan hal itu dalam Sarasehan Pra-Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diselenggarakan di Dome kampus setempat Sabtu (3/9).

Menurut Muhadjir, sudah semestinya Indonesia belajar banyak hal dari Muhammadiyah yang lebih tua. "Ini bisa jadi bahan yang bagus bagi bangsa untuk membenahi kekurangan yang ada,? ucapnya.

Menyinggung generasi muda usia produktif sebagai bonus demografi pada 2045, Menko PMK mengatakan penduduk yang lahir tahun 1980-2028 akan menentukan keberhasilan Indonesia Emas

"Generasi yang akan menentukan keberhasilan Indonesia Emas pada 2045 adalah penduduk yang lahir antara tahun 1980 hingga 2028. Mereka yang akan menginjak usia produktif pada tahun di mana Indonesia berusia 100 tahun," katanya.

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan penduduk dengan usia produktif memiliki peran penting. Jika mereka bekerja dengan produktif, pendapatannya akan mengalir pada tiga hal, yakni kebutuhan diri, pembiayaan bagi usia non-produktif, dan tabungan.

Besar kecilnya tabungan ini, lanjut dia, baik dari segi individu maupun agregat akan jadi taruhan negara dalam upaya menjadi negara maju.

"Kalau kita mampu memanfaatkan bonus demografi dan penduduk memiliki pendapatan yang tinggi, kita bisa menjadi negara maju. Kalau tidak bisa memanfaatkannya, bonus demografi akan menjadi sia-sia,? ucapnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement