REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsensus analis memprediksi pendapatan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) akan bertumbuh pada tahun 2022. Pertumbuhan kinerja SILO ini tentunya berimbas positif terhadap induk usahanya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), yang merupakan pemegang saham utama dengan kepemilikan 57,9 persen.
Konsensus analis Bloomberg per Jumat (26/8) memperkirakan SILO tahun 2022 akan mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 8,44 triliun. Proyeksi pendapatan ini meningkat dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun 2021 yang sejumlah Rp 7,64 triliun. Pada tahun 2022, SILO juga diperkirakan meraih laba bersih Rp 586,38 miliar dan EBITDA Rp 1,9 triliun.
CEO LPKR sekaligus Presiden Komisaris SILO, John Riady, mengatakan industri kesehatan merupakan salah satu sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi.
"LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh," ujar dia dalam keterangan tertulisnya Kamis (1/9/2022).
John menyatakan SILO juga sedang mengembangkan berbagai layanan berbasis digital, salah satunya MySiloam dan telehealth yang terhubung dengan 1.000 orang dokter. SILO juga bekerja sama dengan platform lain seperti AIDO, HaloDoc, dan Alodokter. "Ekspansi digital ini diharapkan akan memperluas layanan kesehatan SILO," ucapnya.
SILO berhasil membukukan pendapatan Rp 1,75 triliun, EBITDA Rp 409 miliar, dan laba bersih Rp 102 miliar pada kuartal I 2022. Volume pasien SILO masih meningkat pada kuartal itu meskipun pasien Covid-19 menurun. Jumlah pasien rawat inap mencapai lebih dari 51 ribu pasien per Maret 2022, meningkat 26,2 persen YoY (year on year), dan pasien rawat jalan 699 ribu pasien atau naik 28,3 persen YoY.