Senin 29 Aug 2022 09:58 WIB

IHSG Dibuka Melemah, ARTO dan BUKA Pimpin Top Losers

Analis menyebut selain ARTO dan BUKA, saham tambang juga buat IHSG melemah

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Senin (29/8). IHSG melemah ke level 7.057,39 dan terus terpangkas hingga lebih dari 1 persen.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Senin (29/8). IHSG melemah ke level 7.057,39 dan terus terpangkas hingga lebih dari 1 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Senin (29/8). IHSG melemah ke level 7.057,39 dan terus terpangkas hingga lebih dari 1 persen.

Anjloknya saham-saham berkapitalisasi jumbo menjadi pemberat IHSG di awal perdagangan. ARTO memimpin daftar top losers dengan koreksi sebesar 5 persen disusul BUKA yang jatuh 4 persen.

Penurunan saham-saham komoditas tambang juga turut mendorong jatuhnya IHSG ke zona negatif. ANTM melemah 2,30 persen, ADMR melemah 1,51 persen hingga PTBA yang turun 0,92 persen.

Pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka turun pagi ini setelah indeks saham utama di Wall Street anjlok lebih dari 3 persen akhir pekan lalu. Pasar saham disebut masih dipengaruhi sentimen kenaikan suku bunga.

"Investor mencerna pesan tegas dari ketua bank sentral AS Federal Reserve, Jerome Powell bahwa suku bunga akan terus merangkak naik untuk memerangi inflasi," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (29/8).  

Sepanjang pekan lalu, DJIA jatuh 4,2 persen, S&P 500 dan NASDAQ masing-masing terpangkas 4,0 persen dan 4,4 persen. Di pasar obligasi, imbal hasil surat utang Pemerintah AS  bertenor 10 tahun berada di 3,03 persen sementara yang bertenor 2 tahun berada di 3,38 persen. 

Akibatnya, pergerakan terbalik (inversi) pada kurva imbal hasil (Yield Curve) US Treasury semakin melebar. Menurut riset, selisih imbal hasil antara US Treasury bertenor 2 tahun dan 10 tahun, dipandang sebagai sebuah sinyal akan terjadinya resesi.

"Dengan kata lain, investor mengantisipasi resesi sebagai sebuah pengorbanan yang harus di lalui untuk mengendalikan kembali inflasi," kata Phillip Sekuritas Indonesia.

Phillip Sekuritas Indonesia memproyeksi IHSG akan berlanjut melemah pada perdagangan hari ini. Beberapa saham pun bisa dicermati secara teknikal.

BSDE

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bearish

Trade Buy          : 955

Target Price 1     : 995

Target Price 2     : 1015

Stop Loss          : 915

IMAS

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trade Buy          : 860

Target Price 1     : 885

Target Price 2     : 910

Stop Loss          : 835

LSIP

Short Term Trend   : Bearish

Medium Term Trend  : Bearish

Trade Buy          : 1250

Target Price 1     : 1350

Target Price 2     : 1385

Stop Loss          : 1160

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement