Jumat 26 Aug 2022 00:57 WIB

Tingkatkan Akses Kredit Pelaku Usaha, Bappebti Perkuat Sistem Resi Gudang

Darmawan Capital ungkap sistem resi gudang buka akses pembiayaan pelaku usaha

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sistem Resi Gudang yang merupakan salah satu program kegiatan Bappebti di bawah Kementrian Perdagangan. Adapun program ini merupakan salah satu prioritas nasional yang diharapkan mampu ikut menggerakan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha khususnya UMKM dan petani.
Foto: Dok KBI
Sistem Resi Gudang yang merupakan salah satu program kegiatan Bappebti di bawah Kementrian Perdagangan. Adapun program ini merupakan salah satu prioritas nasional yang diharapkan mampu ikut menggerakan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha khususnya UMKM dan petani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Darmawan Capital mendapat Persetujuan sebagai Pengelola Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) untuk mengelola Gudang komoditi Timah dari Bappebti pada pertengahan Agustus 2022. Sistem Resi Gudang merupakan instrumen perdagangan atau keuangan yang memungkinkan komoditas disimpan dalam gudang untuk memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa jaminan, sehingga dapat meningkatkan akses kredit kepada para pelaku usaha.

CEO Darmawan Capital Oscar Darmawan mengatakan adanya Sistem Resi Gudang bertujuan untuk membuka akses terhadap pembiayaan bagi pelaku usaha. Hal ini dimungkinkan karena dalam Sistem Resi Gudang Pengelola Gudang dapat menerbitkan bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudangnya, bukti tersebut dapat berlaku selayaknya surat berharga seperti sertifikat tanah atau BPKB kendaraan. 

“Maka itu demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem ini diperlukan integritas dan komitmen Pengelola Gudang dalam menjaga barang yang disimpan di gudangnya tersebut,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (25/8/2022). Menurutnya Darmawan Capital aktif sebagai perusahaan yang bergerak supply chain berbagai komoditas ayam karkas, beras, timah dan berbagai produk lainnya.  

“Hari ini baru saja menyelesaikan pengiriman 45 ton beras untuk memenuhi kebutuhan di Jawa,” ucapnya.

Selain itu, Oscar juga mengungkapkan SRG bisa menjadi solusi masyarakat dalam menjaga harga supaya ada kepastian dalam pasar komoditas fisik.  Adanya Sistem Resi Gudang dipicu karena akses terhadap pembiayaan kegiatan pertanian merupakan masalah yang masih dihadapi petani Indonesia. 

Adapun persyaratan kredit lembaga pembiayaan menuntut agunan seperti sertifikat tanah. Selain itu, proses selama menanam hingga memanen membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka itu dibutuhkan instrumen lain yang dapat dijadikan agunan para pelaku usaha khususnya petani.

Menurutnya ketersediaan gudang menjadi tantangan bagi para petani, sehingga resi gudang menjadi sebuah solusi khususnya sehubungan ongkos logistik yang tinggi bagi petani dari tempat panen ke konsumen akhir. Maka itu selanjutnya Darmawan Capital akan menunjukkan komitmennya menjalankan SRG di Indonesia dengan mendaftarkan dan menjalankan gudang-gudang lainnya yang dimilikinya sebagai gudang SRG.

Supply chain atau rantai pasok di Indonesia masih banyak tantangan diantaranya rantai pasokan yang kompleks, lemahnya akuntabilitas hingga belum adanya sistem yang terintegrasi. Adanya sistem yang terintegrasi memudahkan pendataan yang berhubungan dengan pasokan, pengiriman, harga, kualitas bahan baku dan lain sebagainya. 

"Untuk meningkatkan supply chain Darmawan Capital bergerak dengan memodernisasi melalui teknologi," ucapnya.

Sementara itu Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Widiastuti menambahkan Darmawan Capital telah secara sukarela turut serta memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan mampu menjadi pengelola gudang SRG yang profesional, terpercaya dan inovatif. "Kami tunggu kiprahnya Darmawan Capital khusus penerbitan Resi Gudang Timah demi kemajuan industri ini di Indonesia,” ucapnya.

Sistem Resi Gudang yang merupakan salah satu program kegiatan Bappebti di bawah Kementrian Perdagangan. Adapun program ini merupakan salah satu prioritas nasional yang diharapkan mampu ikut menggerakan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha khususnya UMKM dan petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement