REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan vaksin BUMN bernama Indovac akan segera meluncur pada September mendatang. Honesti menyampaikan vaksin Indovac dipatok dengan harga di bawah Rp 100 ribu per dosis.
"Untuk harga mungkin akan kita usahakan di bawah Rp 100 ribu ya karena memang 80 persen prosesnya itu dilakukan di Indonesia," ujar Honesti saat acara Ngobrol Pagi (Ngopi) Bareng BUMN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Meski begitu, Honesti menyebut Indovac untuk booster dewasa dan anak-anak, serta primari anak-anak tidak dikenakan biaya lantaran ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah lewat APBN.
Honesti menyampaikan masyarakat baru akan membayar vaksin Indovac jika ada keputusan terbaru dari pemerintah terkait status pandemi. Menurut Honesti, pencabutan status pandemi akan menempatkan vaksin Indovac serupa dengan vaksin flu.
"Kalau tahun depan tidak ada lagi atau (status) pandemi dicabut dan masuk ke endemi, ya jadinya kayak vaksin flu, jadinya berbayar," ucapnya.
Honesti menyampaikan nama vaksin Indovac sendiri diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai pengembangan vaksin merupakan wujud komitmen BUMN farmasi dalam memperkuat ketahanan sektor kesehatan dalam negeri. Honesti menyebut Indovac merupakan kerja sama dengan Baylor College of Medicine (BCM) dengan vaksin yang berbasis rekombinan.
"Kita sudah hampir selesai, lagi registrasi di Badan POM, hasilnya alhamdulilah kalau berdasarkan data yang kita kumpulkan selama uji klinis, terlibat lebih dari tiga ribu relawan menunjukan hasilnya sangat menjanjikan," ucap Honesti.
Honesti menargetkan Indovac dapat memperoleh Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM pada awal atau pertengahan September.
"Ini yang sedang kita kembangkan, insya Allah mudah-mudahan awal atau pertengahan September kita akan segera dapatkan EUA-nya dari BPOM sehingga nanti Indonesia benar-benar mandiri dan kita bisa produksi sendiri," kata Honesti menambahkan.