REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham Indonesia dinilai memiliki prospek yang positif meski sepanjang kuartal II 2022 bergerak cukup fluktuatif dan belum kembali ke level tertingginya. Pada kuartal I 2022, IHSG sempat mencetak rekor tertinggi pada level 7.355,30.
"Kami memiliki pandangan positif terhadap outlook pasar saham Indonesia," kata Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma, Rabu (17/8/2022).
Menurut Samuel, volatilitas pasar di kuartal dua lebih disebabkan oleh sentimen global karena The Fed yang menjadi lebih agresif dan kekhawatiran resesi ekonomi. Namun secara fundamental kondisi makroekonomi domestik tidak berubah, tetap suportif di mana momentum pemulihan ekonomi terus terjadi.
Meningkatnya aktivitas domestik dan harga komoditas yang suportif berdampak positif pada profitabilitas emiten dalam pasar saham. Samuel memproyeksi IHSG dapat mencapai level 7600 dengan ekspektasi pertumbuhan earnings di kisaran 12 persen.
Menurut Samuel, yang dapat menjadi katalis pasar ke depannya adalah apabila terdapat perbaikan sentimen pasar global seperti The Fed yang menjadi lebih dovish atau meredanya tekanan inflasi global secara konsisten.
Dengan prospek tersebut, Samuel menyampaikan, pengelolaan reksadana saham MAMI dilakukan secara aktif yang didasari oleh analisa fundamental dengan riset mendalam untuk membentuk portofolio yang optimal. MAMI menerapkan kerangka growth, cashflow, management, dan valuation dalam pemilihan saham untuk menyaring saham dengan fundamental yang baik dan tingkat valuasi yang atraktif.
Untuk strategi portofolio, MAMI memiliki pandangan positif pada sektor yang menangkap potensi pertumbuhan struktural Indonesia di bidang pembangunan industri energi terbarukan dan ekonomi digital. "Kami melihat eksposur di saham sektor komoditas dan teknologi dapat menangkap potensi Indonesia dalam tema ini," tutup Samuel.