REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menyatakan akan terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk masuk ke ekosistem digital. Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, salah satu kunci keberhasilan transformasi digital UMKM adalah adanya kolaborasi dengan para stakeholder.
Teten mengatakan, kebutuhan UMKM untuk mengoptimalisasi ekosistem digital semakin tidak terelakkan. Menurut Teten, sebanyak 19 juta UMKM telah melakukan //on-boarding// digital hingga Mei 2022 dan diharapkan akan terus tumbuh mencapai angka 30 juta pada 2024.
“Oleh karena itu, sangat penting mempersiapkan strategi pendampingan dan pengembangan UMKM melalui teknologi digital. Kunci dari keberhasilan transformasi digital adalah kolaborasi dari seluruh stakeholder,” kata Teten berdasarkan siaran pers webinar “UMKM Untuk Indonesia: Usaha Maju Kian Makmur”, yang diterima pada Ahad (14/8). Webinar tersebut digelar PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) belum lama ini.
Teten dalam kesempatan tersebut berharap program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) dan Sampoerna Retail Community (SRC) dapat disinergikan melalui Smesco Labo. Tujuannya untuk memfasilitasi riset dan pengembangan produk agar produk UMKM bisa memenuhi standar,” katanya.
Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat sepakat bahwa UMKM perlu mengoptimalisasi dirinya ke dalam ekosistem digital. Ia mengatakan. kunci dari keberhasilan digital tersebut adalah kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
Menurut dia, pihaknya memiliki komitmen melakukan pembinaan berkelanjutan bagi UMKM. Atas alasan itu, kata dia, pihaknya menggelar rangkaian webinar UMKM selama satu bulan ke depan
“Kami menyediakan wadah pelatihan serta kolaborasi bagi pelaku UMKM. Kami berharap kegiatan ini dapat membantu dan memotivasi para peserta untuk memajukan usaha yang dijalani saat ini. Bahkan untuk yang belum punya usaha juga diharapkan bisa tertarik untuk membuka usaha,” kata Ishak.
Terkait program untuk UMKM, Ishak menyebut ada dua program andalan yang telah dijalankan. Ia menjelaskan, SETC yang diresmikan pada 2007 memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM, baik pelatihan kewirausahaan hard skill maupun soft skill, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha. Program SETC telah memberi pelatihan kepada lebih dari 56 ribu peserta selama 15 tahun terakhir.
Program kedua adalah SRC yang diluncurkan pada 2008 dengan anggota lebih dari 165 ribu toko kelontong di seluruh Indonesia. “Selama beberapa tahun terakhir, Sampoerna juga memberikan dukungan digitalisasi melalui aplikasi AYO SRC.”
Aplikasi AYO SRC memiliki beberapa fitur mendukung digitalisasi bagi para anggotanya. Fitur tersebut, di antaranya, AYO Kasir yang membantu mengolah stok barang. Ada pula Pojok Bayar untuk membeli produk digital.