REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Optimisme Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam melihat prospek perkembangan Indonesia dilihat dari upaya Indonesia berhasil melewati titik kritis pandemi Covid-19. Dilihat pula dari pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dalam zona positif pada kuartal I 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 5,01 persen secara tahunan (yoy) di tengah krisis ekonomi global yang sedang dihadapi dunia termasuk Indonesia.
Sejalan seperti yang dikatakan Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, dengan posisi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama, merupakan pesan yang baik postur pertumbuhan ekonomi Indonesia masih banyak didominasi oleh konsumsi dan investasi.
Dalam acara Webinar Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022 bertema Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global Pasca Pandemi, di Jakarta, yang diselenggarakan secara daring.
Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Publik Kadin, Suryadi Sasmita, menyampaikan Indonesia saat ini berada di fundamental ekonomi yang kokoh. Kegiatan retail dan pariwisata sudah menuju posisi normal seperti sebelum pandemi Covid-19.
Menurutnya, dari segi pendapatan negara, pajak Indonesia pada 2021 menyentuh angka di atas 100 persen. Hal ini menandakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bagus jika dibandingkan berbagai negara lain.
Hal ini seiring dengan penegasan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid pada acara lawatan misi promosi Presidensi B20-G20 Indonesia di di China, Jepang, serta Korea Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan membaik di kisaran 5 persen dengan tingkat inflasi 4,5 persen, nilai bursa Indonesia juga membaik dibanding negara lain, yakni menempati posisi kedua best performance dengan pertumbuhan 4,4 persen yang meningkatkan rasa percaya market terhadap Indonesia.
Hingga semester pertama 2022, surplus perdagangan Indonesia mencapai 25 miliar dolar AS. Angka itu meningkat 110 persen dibandingkan periode sama pada 2021.
Arsjad juga optimis terhadap hubungan antara Indonesia dengan negara-negara tetangga semakin baik, saling menguatkan perekonomian satu sama lain demi terwujudnya pemulihan perekonomian global yang inklusif.
Saat ini Kadin, Apindo beserta 125 asosiasi lainnya sedang fokus untuk membantu Umkm dan ekspor produk dalam negeri, agar kedepannya Indonesia dapat mengurangi impor dari produk luar negeri dan fokus kepada produk dalam negeri.
Senada dengan yang dikatakan Menteri Investasi, dalam memajukan bisnis dan investasi kita memerlukan optimisme dan rasa percaya yang tinggi.
“Saat ini yang kita perlukan adalah konsentrasi dan fokus kepada ekonomi kerakyatan dan bagaimana kita membantu UMKM, karena UMKM termasuk salah satu unit usaha yang paling terdampak pandemi Covid-19 pada dua tahun terakhir,” ujar Suryadi.
Pihaknya optimis Indonesia tangguh bertahan di tengah tantangan global dan menghimbau kepada para pengusaha. Tujuannya agar tetap optimis untuk terus lakukan ekspansi dan berusaha dalam mempertahankan perkembangan ekonomi Indonesia yang telah beranjak baik ini.
Kadin Indonesia berharap agar perseteruan Tiongkok dan Taiwan segera mereda sehingga tidak mempengaruhi rantai pasok komoditas dunia, termasuk bagi kinerja perdagangan Indonesia.