REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah berupaya memperkuat jajarannya agar lebih kompeten. Adapun upaya yang dilakukan melalui program Secondment yang telah dilaksanakan pada 2021.
Secondment menjadi program yang mampu menguatkan dan memperbaiki Kementerian Keuangan di tengah kondisi perekonomian dan keuangan yang semakin menantang karena dipengaruhi gejolak geopolitik, transformasi digital, pandemi Covid-19, hingga perubahan iklim.
"Salah satunya memberi kesempatan pada Anda untuk maju, makin kompeten melakukan banyak hal, tidak melihat masalah hanya dari satu sisi saja karena instrumen keuangan negara itu luar biasa pengaruhnya ke perekonomian dan kepada bangsa," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, Senin (11/7/2022).
Menurutnya program secondment memberikan berbagai manfaat. Bagi organisasi, berbagai masukan dari program secondment dapat memperbaiki proses bisnis dan kinerja organisasi. Manfaat juga diperoleh oleh secondee secara individual, diantaranya berupa menambah pengetahuan, kompetensi, dan pengalaman kerja pada jabatan lain, serta memperluas jaringan interaksi.
"Manfaat dari secondment adalah berbagai masukan mengenai reform yang memperbaiki bisnis proses, efisiensi, dan cara kerja. Itu bagus dan harus bisa di-capture. Saya ingin ini makin dipertajam," ucapnya.
"Saya meyakini organisasi Kemenkeu itu bergerak maju terus. Dia tidak berhenti melakukan reform, memperbaiki cara kita kerja, melihat potensi-potensi, mengoreksi kekurangan kita. Individual experience itu seharusnya membuat seluruh jajaran Kemenkeu menjadi lebih baik," ucapnya.
Sri Mulyani berharap program Secondment ke depannya dapat memperluas benchmarking dan referensi jaringannya sampai dengan BLU, swasta, hingga BUMN dan institusi lainnya. Selain itu, Sri Mulyani juga mengajak para peserta agar terus memperbaiki Kemenkeu dan berbakti kepada negara dan bangsa Indonesia.
Pelaksanaan program secondment pada 2021 telah melibatkan seluruh unit eselon I Kemenkeu dan juga Special Mission Vehicle (SMV), Bank Indonesia (BI), serta BUMN. Terdapat 54 output yang telah dihasilkan dengan mengusung enam tema dan 27 subtema mengenai proses bisnis kinerja dan teknologi informasi pada SMV, pelayanan pengelolaan SDM, dan layanan informasi.
Adapun beberapa capaian yang dihasilkan oleh program secondment antara lain potensi peningkatan penerimaan sebesar Rp 132 miliar per tahun melalui penambahan infrastruktur medical center dengan skema pembiayaan kerja sama pengelolaan aset RSUP dokter Kariadi Semarang.
Kemudian program peningkatan ekspor UMKM melalui Desa Devisa dan Klinik Ekspor, peningkatan layanan konseling pegawai yang difasilitasi oleh konselor internal Kementerian Keuangan bersertifikasi, serta proses bisnis pengajuan permohonan perizinan besi atau baja secara single submission melalui sistem INSW.