Ahad 17 Jul 2022 04:27 WIB

Islam Mewajibkan Umatnya Bekerja

Semua sendi kehidupan dapat bernilai ibadah, termasuk bekerja.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Pekerja membawa roti tawar di Pabrik Roti Cari Rasa, Jalan Kosambi, Sumur Bandung, Kota Bandung, Rabu (6/7/2022). Pabrik roti Cari Rasa merupakan salah satu pabrik roti tertua di Kota Bandung yang berdiri sejak tahun 1960. Pabrik roti legendaris tersebut dapat memproduksi sekitar 3.300 roti tawar per hari dan dijual dengan harga Rp5 ribu hingga Rp 12 ribu per buah. Islam Mewajibkan Umatnya Bekerja
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja membawa roti tawar di Pabrik Roti Cari Rasa, Jalan Kosambi, Sumur Bandung, Kota Bandung, Rabu (6/7/2022). Pabrik roti Cari Rasa merupakan salah satu pabrik roti tertua di Kota Bandung yang berdiri sejak tahun 1960. Pabrik roti legendaris tersebut dapat memproduksi sekitar 3.300 roti tawar per hari dan dijual dengan harga Rp5 ribu hingga Rp 12 ribu per buah. Islam Mewajibkan Umatnya Bekerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah bukan hanya di tempat ibadah atau saat menjalankan aktivitas ritual. Tetapi semua sendi kehidupan dapat bernilai ibadah, termasuk bekerja. Islam mewajibkan kepada mereka untuk bekerja dan mencari rezeki.

Allah SWT berfirman,

Baca Juga

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ

“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105)

Allah Swt juga berfirman,

وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ

“Dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS: An-Naba’:11)

Dalam Kumpulan Kultum Ekonomi Syariah Seri 2 terbitan KNEKS, Nurul Fadhilah menjelaskan, ayat diatas menunjukkan Allah menjadikan siang waktu untuk bekerja dan mencari kebutuhan hidup. Rasulullah SAW pernah bersabda,

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

“Tidaklah seorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri. Sungguh, nabi Dawud ‘alaihissalam, beliau makan dari hasil jerih payah tangannya”. (HR. Bukhari)

Hadist ini menunjukkan keutamaan bekerja mencari nafkah yang halal dan berusaha memenuhi kebutuhan diri dan keluarga dengan usaha sendiri. Bahkan ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para Nabi. Allah memerintahkan bekerja, dan mencari rezeki yang halal tanpa meninggalkan kewajiban seperti sholat.

Allah SWT berfirman,

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah :10)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement