Jumat 17 Jun 2022 00:25 WIB

Revlon Ajukan Status Bangkrut

Revlon didirikan pada tahun 1932.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Revlon Inc mengajukan status bankrut setelah terjerat utang yang menumpuk saat perusahaan kosmetik itu membangun upaya untuk bersaing bisnis yang fokus pada penjualan daring.

Perusahaan berusia 90 tahun itu mencatatkan aset dan liabilitasnya senilai 1 sampai 10 miliar dolar AS di dalam dokumen pengadilan, Rabu (15/6/2022) kemarin. Revlon didirikan pada tahun 1932 oleh dua orang bersaudara Charles dan Joseph Revlon dan Charles Lachman.  

Baca Juga

Beberapa tahun terakhir perusahaan Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan cat kuku dan lipstiknya itu kalah dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan rintasan selebriti seperti  Kylie Cosmetics dari  Kylie Jenner dan Fenty Beauty dari Rihanna.

Revlon juga terpukul oleh isu pasokan yang diperburuk pandemi Covid-19. Kelangkaan produk menjadi faktor besar yang mendorong perusahan ke bankrutan dan pengamat menilai akan sulit untuk dipecahkan dalam jangka-pendek.

Bertolak belakang dengan pesaingnya Coty Inc yang mengusai pasar dengan berinvestasi besar untuk meningkatkan pasokan.

"Tentangan struktur modal kami telah membatasi kemampuan kami untuk menavigasi masalah ekonomi makro," kata Chief Executive Officer Revlon Debra Parelman sejak 2018 dan putri Ron Perelman pemilik saham terbesar  MacAndrews & Forbes.

Revlon yang awalnya menjual enamel kuku dijual ke MacAndrews & Forbes pada tahun 1985. Kemudian dibuka untuk publik 11 tahun kemudian.

Revlon membeli Elizabeth Arden senilai 870 juta dolar AS pada tahun 2016 untuk menyingkirkannya dari persaingan perawatan kulit. Perusahaan itu menaungi parfum Britney Spears Fragrances dan Christina Aguilera Fragrances.

Namun selama bertahun-tahun penjualan tersendat dan pada tahun 2021 turun mencapai 22 persen dari tingkat 2017. Dua tahun yang lalu perusahaan itu juga masuk halaman depan setelah Citigroup Inc tidak sengaja mengirimkan lebih dari 900 juta dolar AS uangnya sendiri ke Revlon.

Sejak 31 Maret lalu Revlon yang memiliki utang jangka panjang senilai 3,31 miliar dolar AS mengharapkan mendapatkan pendanaan dari debtor-in-possession sebesar 575 juta dolar AS. Berdasarkan persetujuan pengadilan.

Saham Revlon turun setengahnya sejak media melaporkan kebankrutan perusahan itu.

sumber : Reuters

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement