Senin 23 May 2022 21:12 WIB

Songsong Satu Abad NU, PBNU akan Kumpulkan Tokoh Agama Seluruh Dunia

PBNU akan menggelar kegiatan konferensi para pemimpin agama dari seluruh dunia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah pimpinan PBNU dalam penutupan Konbes NU 2022 di Jakarta, Sabtu (22/5/2022) malam.  Konbes NU 2022 dihadiri para tokoh sepuh NU dan pimpinan internal PBNU
Foto: Dok Istimewa
Sejumlah pimpinan PBNU dalam penutupan Konbes NU 2022 di Jakarta, Sabtu (22/5/2022) malam. Konbes NU 2022 dihadiri para tokoh sepuh NU dan pimpinan internal PBNU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menyongsong usia 100 tahun Nahdlatul Ulama (NU), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar kegiatan konferensi para pemimpin agama dari seluruh dunia yang disebut dengan Religion Twenty atau R20. Kegiatan berskala internasional ini rencananya akan digelar berdekatan dengan pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022 pada November mendatang. 

"R20 itu akan digelar berdekatan dengan kegiatan G20 pada November nanti. Itu dalam rangka menyongsong satu abad NU," ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/5). 

Baca Juga

Gus Fahrur, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa NU ingin memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan dan peradaban dunia. Karena itu, menurut dia, dalam kegiatan R2O itu para pemimpin agama dunia akan membicarakan tentang perdamaian dunia. 

"Ide besarnya itu tentang perdamaian dunia, terutama yang digagas Gus Yahya sejak lama itu antar agama-ahama Samawi ini," ucap Pengasuh pesantren An Nur 1 Bululawang, Malang ini. 

Gus Fahrur mengatakan, era peperangan sudah selesai sejak perang dunia kedua. Karena itu, peperangan atas nama agama harus segera dihentikan. Seharusnya, kata dia, para pemimpin agama bisa berkontribusi menyingkirkan rasa kebencian atas nama agama, berupaya untuk menciptakan perdamaian dunia, saling menghormati, dan saling menghargai. 

"Jadi fokusnya itu tentang peradaban dan perdamaian dunia, bagaimana menghentikan kebencian, menghentikan perang atas nama agama," kata Gus Fahrur. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement