Jumat 06 May 2022 16:30 WIB

Adidas Turunkan Target 2022 di Tengah Lockdown China

Adidas turunkan ekspetasi 2022 di tengah penurunan penjualan Kuartal I/2022

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Adidas (ilustrasi). Adidas menurunkan ekspetasi pada 2022 setelah penurunan penjualan kuartal I karena penguncian atau lockdown baru terkait Covid-19 di China Raya terus memukul perusahaan pakaian olahraga Jerman itu. Penjualan yang disesuaikan dengan mata uang kuartal pertama menyusut 3 persen di seluruh dunia, menjadi 5,3 miliar euro atau 5,58 miliar dolar AS.
Foto: Piqsels
Adidas (ilustrasi). Adidas menurunkan ekspetasi pada 2022 setelah penurunan penjualan kuartal I karena penguncian atau lockdown baru terkait Covid-19 di China Raya terus memukul perusahaan pakaian olahraga Jerman itu. Penjualan yang disesuaikan dengan mata uang kuartal pertama menyusut 3 persen di seluruh dunia, menjadi 5,3 miliar euro atau 5,58 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Adidas menurunkan ekspetasi pada 2022 setelah penurunan penjualan kuartal I karena penguncian atau lockdown baru terkait Covid-19 di China Raya terus memukul perusahaan pakaian olahraga Jerman itu. Penjualan yang disesuaikan dengan mata uang kuartal pertama menyusut 3 persen di seluruh dunia, menjadi 5,3 miliar euro atau 5,58 miliar dolar AS.

Sementara laba dari operasi yang dilanjutkan turun 38 persen. Maka menjadi 310 juta euro.

Di Tiongkok Raya, penjualan turun 35 persen pada kuartal I/2022. Pada tahun ini, pendapatan diperkirakan akan turun secara signifikan karena penutupan toko dan penurunan lalu lintas yang kuat.

Perusahaan sekarang mengharapkan bisa masuk di ujung bawah perkiraan 2022 untuk peningkatan 11 sampai 13 persen dalam penjualan mata uang netral serta untuk laba bersih dari operasi yang berkelanjutan antara 1,8 dan 1,9 miliar euro. Adidas juga memangkas perkiraan margin operasinya, dengan mengatakan akan tetap di level tahun sebelumnya 9,4 persen bukannya meningkat menjadi 11 persen.

"Dalam lingkungan ini, yang ditandai dengan tantangan eksternal yang berat, sangat penting untuk tetap fokus pada tujuan strategis kami. Meski kami akan tetap gesit, kami tidak akan membahayakan peluang pertumbuhan jangka panjang kami untuk optimalisasi laba jangka pendek," kata Chief Executive Kasper Rorsted, seperti dilansir Reuters, Jumat (6/5).

Perusahaan, kata dia, mengharapkan kembalinya pertumbuhan pada kuartal kedua. Walau penurunan penjualan terus berlanjut di Tiongkok Raya dan dampak negatif 200 juta euro dari kendala rantai pasokan.

Pada paruh kedua 2022, penjualan bersih diperkirakan akan tumbuh lebih dari 20 persen. Di antaranya didorong oleh pasokan yang tidak terbatas, momentum yang kuat di pasar Barat, dan acara olahraga level dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement