REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menilai momen Ramadhan dan Idul Fitri pada 2022 bisa meningkatkan kinerja bisnis UKM. Apalagi, penyaluran kredit BRI khusus segmen kecil dan menengah tumbuh positif pada kuartal I 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan pada kuartal II kinerja perusahaan terus bertumbuh. Keyakinan itu tak terlepas dari keberhasilan pemerintah menekan laju pandemi dan diberikannya izin bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas mudik lebaran.
Amam mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan likuiditas yang cukup untuk menunjang kebutuhan masyarakat momen lebaran. Sebab, momen tersebut selalu terjadi peningkatan konsumsi melalui intensitas belanja rumah tangga.
“Bahwa ini akan membuat shift transaksi yang semula berbasis di kota-kota besar, bergeser ke tujuan-tujuan mudik. Berarti akan ada demand dan ada peningkatan aktivitas bisnis kecil dan menengah di daerah yang pastinya juga akan membutuhkan modal untuk menunjang hal tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (3/5/2022).
Melihat hal tersebut, BRI optimistis lebaran 2022 akan secara signifikan meningkatkan demand (kredit) dan ini terasa awal-awal April ini. “Demand itu di daerah cukup tinggi, sehingga nanti akan meningkatkan disbursement kredit kecil dan menengah, khususnya BRI,” ucapnya.
Menurutnya keyakinan peningkatan itu juga mengacu pada indeks bisnis UMKM yang dirilis BRI secara kuartalan yaitu indeks aktivitas bisnis, indeks ekspektasi aktivitas bisnis, indeks sentimen bisnis, dan indeks kepercayaan pelaku bisnis terhadap pemerintah. Keempat indeks tersebut pada kuartal IV 2021 mengindikasikan hal yang positif.
Menurutnya, pelaku bisnis sudah semakin yakin bahwa akan ada peningkatan volume bisnisnya pada kuartal I 2022 dan terbukti. Pihaknya meyakini dengan melihat dinamika yang terjadi di masyarakat sekarang ini, indeks tersebut akan kembali membaik pada kuartal II 2022.
“Artinya apa, pada kuartal II 2022 itu juga akan ada peningkatan bisnis yang tentunya membawa optimisme kepada BRI, khususnya segmen kecil dan menengah yang memang populasinya ini sangat besar. Bahwa penyaluran kredit di triwulan kedua dan sepanjang 2022 bisa sesuai bahkan lebih tinggi dari target yang ditetapkan kepada kami, yaitu sebesar 11,67 persen,” ucapnya.
Maka itu, BRI telah menyiapkan beberapa strategi. Melihat masih dalam situasi pandemi, BRI menerapkan strategi yang sudah dilakukan selama dua tahun terakhir yaitu business follow stimulus. Hal itu akan diperkuat melalui akselerasi melalui pengembangan bisnis melalui ekosistem-ekosistem.
Adapun business follow stimulus, kata Amam, tahun ini BRI mendapatkan kuota penyaluran KUR sebanyak Rp 260 triliun, sebesar Rp 30 triliun di antaranya merupakan KUR khusus bisnis kecil. Ada juga PEN Generasi II khusus segmen kecil yang nilainya mencapai Rp 15 triliun.“Tapi, perlu saya ingatkan di sini bahwa semua kredit disalurkan menggunakan dana internal BRI. Artinya, dana yang berhasil dihimpun oleh BRI melalui masyarakat. Sehingga harus kita pastikan pendekatannya meskipun sebagian disubsidi, adalah pendekatan kelayakan dari bisnis nasabah," ucapnya.