REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Industri perikanan indonesia mengalami pertumbuhan positif. PDB perikanan dari tahun 2014 - 2021, di atas 5 persen dan di atas pertumbuhan PDB Nasional. Meski Indonesia berdasarkan laporan FAO (2020) merupakan produsen perikanan terbesar ketiga 3 dunia, namun baik eksport maupun import tidak masuk dalam 10 besar.
Hal itu disampaikan Eko Teguh Santoso, Komisaris Independen PT Cilacap Samudera Fishing Industry (CSFI) dalam persiapan penjualan saham perdana (IPO) PT CSFI. Menurutnya perlu upaya serius untuk meningkatkan bisnis perikanan nasional termasuk dengan kerja sama dan penggunaan teknologi terkini perikanan.
William Sutioso, direktur utama Perseroan menambahkan PT CSFI (ASHA) merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam industry perikanan. Integrasi PT CSFI dilakukan dari kapal perikanan, unit pengolahan ikan, pemasaran produk hasil ikan dan dockyard, dimana dockyard ini merupakan yang terbesar di Cilacap dengan fasilitas antara lain slipway: 1,500 DWT dengan sidetrack: 5 lini dengan masing-masing 100 meter. Sehingga dapat digunakan untuk reparasi kapal dan pembangunan kapal baru, cold storage dan kapal penangkapan ikan, kapal Cargo dan pengolahan ikan.
Melalui perusahaan Afiliasi, pihaknya juga melakukan pengelolaan pelabuhan (Port) dan kapal tanker sebagai pemasok bahan bakar ke kapal. Ketersediaan BBM menjadi faktor penting dalam penangkapan ikan karena ketersediaan station pengisian BBM di berbagai pelabuhan dan pendaratan di Indonesia baru sekitar 30 persen dari jumlah pelabuhan atau pendaratan ikan yang ada.
Dengan pengalaman tersebut perseroan telah membangun jejaring yang cukup luas. Secara aktif pelanggan local mencapai 383 Klien dan eksport 48 Klien. Perseroan secara terus aktif mengembangkan produk-produk baru, pasar ekspor dan domestic yang belum tersentuh. "Meski saat ini pasar terbesar adalah export mencapai 80 hingga 90 persen namun dikemudian hari perseroan akan mengembangkan pasar local, karena seringkali pasar local memiliki harga yang lebih baik," kata William dalam keterangan tertulisnya Senin (25/4/2022).
Menurut rencana, penggunaan dana yang diperoleh dari IPO adalah untuk mengakuisisi PT Jembatan Lintas Global (JLG) dan kebutuhan operasional perusahaan. Akuisisi ini merupakan Langkah strategis dalam pengembangan pengolahan ikan, dimana PT JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan, memiliki SDM, serta akses langsung Eksport melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Dalam Penawaran umum ini, kisaran harga yang ditawarkan adalah Rp 100 - 125 dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak - banyaknya 1,250,000,000 lembar merepresentasikan 25 persen kepemilikian Publik. Sehingga raihan dana diperkirakan antara Rp 125 miliar hingga Rp 156,25 miliar.
Book Building diperkirakan pada Tanggal 22 - 27 April 2022, penawaran umum pada tanggal 13 - 18 Mei 2022 dan listing diperkiran pada tanggal 20 Mei 2022. Hari Kebangkitan Nasional. Adapun Penjamin Emisi merupakan Joint Lead Korea Investment sekuritas Indonsesia dan KGI Sekuritas.
Perseroan juga memiliki misi untuk pemberdayaan masyarakat Pesisir dan Perempuan sebagai wujud pembentukan kapasitas (capacity building) dan kesetaraan gender dalam unit pengolahan ikan perseroan. Pengolahan ikan memilki nilai tambah yang dapat meningkatkan margin laba. "PT JLG telah membuka pasar ekspor untuk pengolahan ikan ke Australia dan dalam proses pasar benua Amerika," kata William.