REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama sejumlah delegasi Indonesia menghadiri rangkaian Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia Tahun 2022. Dalam acara hari pertama, Indonesia telah membahas isu transisi energi, antisipasi inflasi, hingga Presidensi G20.
Pertemuan IMF-WBG Spring Meetings berlangsung pada 18—23 April 2022 di Washington D.C., Amerika Serikat. Rangkaian acara tersebut terdiri dari pertemuan utama dengan Bank Dunia dan IMF, pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, pertemuan bilateral dengan mitra internasional, seminar, dialog, serta pertemuan dengan pihak swasta. Pada gelaran hari pertama, Sri Mulyani dan delegasi Indonesia menghadiri pertemuan bilateral dengan Managing Director of Development Policy and Partnerships, Bank Dunia, Menteri Keuangan Afrika Selatan dan Menteri Keuangan India.
Menurut Sri Mulyani, pertemuan dengan Managing Director Bank Dunia Mari Elka Pangestu membahas soal dukungan Bank Dunia terhadap agenda transisi energi dan Presidensi G20 Indonesia. Dia menyatakan Bank Dunia mendorong Indonesia untuk mewujudkan agenda energy transition mechanism (ETM).
"Terkait dengan transisi energi, saat ini Pemerintah Indonesia sedang melakukan ETM untuk mengurangi emisi CO2 melalui penghentian bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara, dan secara bersamaan, mengembangkan energi alternatif terbarukan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (20/4/2022).
Pada hari yang sama, Sri Mulyani bertemu dengan Menteri Keuangan Afrika Selatan Enoch Godongwana dan Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman. Dalam pertemuan itu, mereka membahas agenda G20 yang akan menjadi topik dalam pertemuan kedua Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (2nd FMCBG) di tengah rangkaian pertemuan Spring Meeting di Washington D.C.
Topik-topik itu mencakup perkembangan ekonomi global dan upaya antisipasi dampak kenaikan inflasi dan harga komoditas dunia; isu kesehatan global, terutama terkait mekanisme pendanaan baru untuk mengatasi pandemi saat masa yang akan datang; isu arsitektur keuangan dunia, terutama dalam membantu penanganan utang dari negara miskin dan rentan; serta isu terkait pendanaan yang berkelanjutan (sustainable finance).
Godongwana menyampaikan dukungannya kepada Presidensi G20 Indonesia juga berharap Indonesia berhasil dalam memimpin diskusi dan mencapai target deliverables yang telah ditetapkan, meskipun dalam situasi sulit seperti ini. Pada akhir pertemuan, Sri Mulyani menyampaikan harapannya agar Godongwana dapat hadir secara fisik dalam pertemuan ketiga FMCBG berikutnya pada Juli 2022 di Bali, Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Nirmala, India menyampaikan posisinya dalam memahami tantangan Indonesia sebagai Presidensi G20 untuk menavigasi berbagai dinamika dalam forum tersebut. Namun, Nirmala menyampaikan kepercayaan dan keyakinan bahwa Indonesia akan mampu mengelola tantangan tersebut dan berhasil mencapai target deliverables yang telah ditetapkan.
"Sebagai bagian dari Troika, India mendukung sepenuhnya Presidensi G20 Indonesia dan berharap kerjasama yang erat untuk melanjutkan agenda Presidensi G20 pada masa Presidensi G20 India tahun 2023," ucapnya.