Selasa 19 Apr 2022 13:53 WIB

Tugure Catatkan Kinerja Positif Selama 2021

Realisasi laba Tugure pada 2021 itu naik drastis 93,51 persen.

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Fuji Pratiwi
Direksi dan Komisaris PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) di Kantor Tugure, Jakarta, Senin (18/4/2022).
Foto: Republika/Citra Listya Rini
Direksi dan Komisaris PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) di Kantor Tugure, Jakarta, Senin (18/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  — PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatatkan kinerja positif pada 2021. Perusahaan reasuransi tersebut meraup laba bersih yang signifikan pada tahun lalu.

Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan kinerja industri reasuransi secara umum. Berdasarkan laporan keuangan audited per 31 Desember 2021, Tugure mencetak laba setelah pajak sebesar Rp 26,86 miliar pada akhir 2021. Realisasi itu naik drastis 93,51 persen dibandingkan laba setelah pajak Tugure pada 2020 yang tercatat sebesar Rp 13,88 miliar.

Baca Juga

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri reasuransi secara kumulatif mencatatkan rugi setelah pajak senilai Rp 610,28 miliar per Desember 2021. Realisasi tersebut turun signifikan dibandingkan akhir 2020 yang masih mencatatkan laba setelah pajak senilai Rp 593,84 miliar.

Pertumbuhan laba setelah pajak Tugure pada 2021 ditopang hasil underwriting senilai Rp 1,18 miliar dan hasil investasi Rp 109,89 miliar pada 2021. Di sisi lain, jumlah beban usaha Perseroan tercatat sebesar Rp 93,22 miliar atau turun 16,83 persen dibandingkan 2020 yang tercatat senilai Rp 112,08 miliar.

Presiden Direktur Tugure Adi Pramana menyebutkan, Tugure mencatatkan premi bruto senilai Rp 2,26 triliun pada tahun lalu. Tercatat lebih dari 50 persen pendapatan tersebut berasal dari bisnis fakultatif di reasuransi umum. Untuk unit bisnis ini, lanjut Adi, lini bisnis Facultative Financial Risk mencatatkan pertumbuhan hingga 8 persen dan Facultative Casualty & Energy meningkat 6 persen.

Adi menambahkan, Facultative Marine & Aviation membukukan premi bruto sebesar 87 persen dibandingkan tahun lalu dan Facultative Property & Engineering membukukan premi bruto sebesar 26 persen dibandingkan tahun lalu. Tugure meraup premi bruto dari bisnis treaty meningkat 15 persen dibandingkan tahun lalu, serta lini reasuransi jiwa menyumbangkan premi bruto sebesar 76 persen dibandingkan tahun lalu.

Adi menjelaskan, capaian positif Tugure tersebut tidak terlepas dari upaya perseroan menyeimbangkan portofolio bisnis, khususnya untuk lini reasuransi umum. Tugure mengubah portofolio bisnis, terutama pada asuransi kebakaran atau properti sehingga pada 2021 komposisinya lebih berimbang dibandingkan lini bisnis lainnya.

Di tengah pandemi Covid-19, kami mengatur kembali portofolio bisnis sehingga lebih seimbang," kata Adi di Jakarta, Senin (18/4/2022) malam.

Adi mengatakan, Tugure juga aktif mengantisipasi dampak pandemi pada sejumlah lini bisnis asuransi, khususnya asuransi kredit. Untuk underwriting, Adi menyampaikan, Tugure lebih waspada dan selektif, khususnya kepada industri- industri yang berpotensi terdampak pandemi.

Adi menanbahkan, capaian itu menunjukkan keberhasilan upaya jangka panjang perseroan untuk merubah pola pencadangan menjadi lebih konservatif sejak 2019. "Saat pandemi, pendapatan menurun, tetapi cadangan yang lebih konservatif itu bisa menutupi pengurangan pendapatan pada 2020," kata Adi.

Di sisi investasi, Adi mengatakan, Perseroan seringkali memanfaatkan momentum pada 2020 dan 2021. Tidak mengherankan, jelas Adi, pendapatan investasi pada periode tersebut bisa memberikan hasil yang cukup baik. Berdasarkan data OJK, premi bruto industri reasuransi pada 2021 turun 16,35 persen menjadi Rp 18,85 triliun dengan pendapatan underwriting tumbuh 8,88 persen menjadi Rp 10,39 triliun.

OJK juga mencatat total aset industri reasuransi pada 2021 bertumbuh 6,54 persen menjadi Rp 28,75 triliun, sedangkan total investasinya menurun 0,24 persen menjadi Rp 15,25 triliun.

Terkait kinerja Tugure per kuartal I 2022, Direktur Operasi Tugure Erwin Basri mengatakan, terjadi tren pertumbuhan positif, sayangnya ia tidak menyebutkan secara detail angkanya. "Kurang lebih secara premi naik, tren akan naik seiring pertumbuhan ekonomi di Indonesia," kata Erwin.

Erwin optimistis Tugure dapat menggenjot angka premi (gross) hingga Rp 2,8 triliun pada tahun ini. Pada tahun lalu, ia menyebutkan, premi gross Tugure mencapai Rp 2,2 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement