REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Logistik didorong untuk melengkapi rantai nilai halal dalam negeri dan memberi nilai tambah signifikan bagi produk UMKM. SVP Business Operations Shipper, Faizal Kuraesin menyampaikan sejak didirikan pada 2017, Shipper mendorong spesifikasi logistik halal yang dipadukan dengan teknologi.
"Sistem teknologi bisa memastikan tracebility yang lebih baik, sehingga pengelolaannya secara end to end akan terjaga," katanya dalam Halal Supply Chain Dialogue yang digelar Shipper dan KNEKS, Rabu (13/4/2022).
Shipper menyediakan solusi logistik terintegrasi untuk berbagai skala usaha dari hulu ke hilir. Untuk saat ini, logistik halal dari Shipper melayani termasuk pergudangan halal dan transportasi. Semuanya dilengkapi dengan sistem yang akan memudahkan proses penjaminan kehalalan.
Faizal menjelaskan, layanan pergudangan halal ini juga dilengkapi dengan layanan yang terhubung ke sertifikasi halal. Hingga saat ini, Shipper telah mengoperasikan lima gudang yang telah memenuhi kriteria halal di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
"Kita punya space hingga 10 ribu meter persegi yang tersebar di Medan, Tangerang, Semarang, Surabaya, hingga Makassar, sebagai bukti kalau kita memang serius mendorong logistik ini," katanya.
Menurut Faizal, logistik halal milik Shipper ini semakin banyak diminati tidak hanya oleh industri makanan minuman. Tapi juga kosmetik dan farmasi. Saat ini, pengguna warehouse Shipper masih mayoritas makanan dan minuman.
Maka dari itu, dengan peningkatan permintaan dari pelaku industri, Shipper berkomitmen untuk meningkatkan kembali kapasitasnya. Pengembangan teknologi juga terus dilakukan meski saat ini sistem yang digunakan dinilai sudah cukup canggih dan terdepan.
"Sistem kita bisa mendeteksi dan menjamin kehalalan, kontrol kualitas, tidak tercampur produknya di perjalanan, bisa di-trace dengan barcode, sistemnya akan mendeteksi fresh in fresh out, bisa terintegrasi dengan sistem-sistem lain, dan lainnya," katanya.
Sistem pengelolaan gudang ini juga bisa meringankan beban kerja pelaku usaha. Mereka tinggal fokus pada sisi pemasaran karena handling pergudangan dan stok bisa diatur oleh Shipper.
Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar menyampaikan, keberadaan logistik halal akan memenuhi kebutuhan halal priority line. HPL ini adalah jalur khusus bagi produk-produk halal sehingga tidak tercampur pengelolaannya meski berada di dalam halal value chain.
"HPL ini akan menjaga dari sisi assurance, biasanya untuk produk-produk khusus seperti daging yang kontaminasinya mudah sekali, press juice, vaksin, dan ini permintaan langsung dari pelaku usaha," katanya.
Menurut Afdhal, dengan lebih spesifik pada HPL maka sistem distribusi halal akan semakin beragam. Selain itu, hal ini juga akan jadi nilai tambah yang berdampak pada peningkatan daya saing, tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri.
Logistik halal ini akan menjadi komponen penting dalam ekosistem rantai nilai halal. KNEKS mengupayakan pengembangannya terfokus pada kawasan industri halal yang diharapkan jadi one stop solution bagi produksi halal nasional.
Direktur Utama PT Makmur Berkah Amanda Halal Industrial Park Sidoarjo, Adi Saputra Tedja menambahkan, kawasan industri halal safe and lock di Sidoarjo adalah satu dari tiga kawasan industri halal yang telah resmi. Kawasan ini satu-satunya yang sudah dalam pembangunan.
"Kita juga saat ini fokus ke mengajak UMKM untuk masuk ke kawasan industri halal," katanya.
Adi mengatakan, kawasan industri halal akan dapat berkembang pesat jika banyak insentif yang diberikan. Saat ini, ia pun menunggu insentif dari pemerintah supaya bisa menarik banyak investor asing.
Konsep kawasan industri halal memang baru di Indonesia. Merujuk pada Malaysia yang sudah sangat berkembang, negara ini memiliki 14 kawasan industri halal yang dilengkapi dengan banyak sekali insentif banyak. Sehingga perusahaan-perusahaan asing pun memenuhi kawasannya.