Rabu 06 Apr 2022 23:49 WIB

Kemenperin Bertekad Pacu Industri Hijau, Ini Strateginya

implementasi ekonomi hijau sejalan dengan salah satu isu Presidensi G20

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad terus memacu peningkatan daya saing industri nasional melalui penciptaan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu upayanya ditempuh dengan penerapan konsep ekonomi hijau, menuju perekonomian yang rendah karbon dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi tinggi.

“Ekonomi hijau merupakan sistem ekonomi yang berupaya meningkatkan kesejahteraan manusia, kesetaraan sosial, sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologis, rendah karbon. Lalu efisiensi sumber daya serta inklusif secara sosial,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Launching Penghargaan Industri Hijau 2022 di Jakarta, Rabu (6/4).

Menperin mengemukakan, implementasi ekonomi hijau sejalan dengan salah satu isu utama yang diangkat dalam agenda Presidensi G20 Indonesia, yaitu transisi energi berkelanjutan. “Para delegasi dan perwakilan lembaga internasional menerima usulan yang disampaikan oleh Indonesia dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG), termasuk mengenai lingkungan,” ungkap dia.

Selain itu, akan digelar juga sidang Energy Transition Working Group yang pertama (ETWG-1), yang merupakan rangkaian agenda Presidensi G20 Indonesia. “Pembahasan dalam sidang ETWG-1 meliputi tiga isu prioritas transisi energi berkelanjutan, yakni global energy security, securing energy accessibility, serta smart and clean energy technologies scaling up,” tuturnya.

Menperin menambahkan, kebijakan low carbon development (LCD) yang sering disebut juga sebagai pembangunan rendah karbon (PRK), menjadi prioritas nasional. Tujuannya mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui kegiatan pembangunan beremisi Gas Rumah Kaca (GRK) rendah dan meminimalkan eksploitasi sumber daya alam.

Guna mewujudkan ekonomi hijau dan mencapai target pembangunan rendah karbon, Kemenperin telah melakukan berbagai upaya strategis, seperti rutin menggelar penganugerahan Penghargaan Industri Hijau sejak tahun 2010. Berikutnya, penyusunan Standar Industri Hijau, upaya penurunan emisi GRK, penyelenggaraan nilai ekonomi karbon sesuai Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021.

Selanjutnya, Kemenperin juga mendorong pengelolaan limbah industri, pengembangan ekonomi sirkular, serta pengembangan produksi dan penggunaan kendaraan listrik. Penghargaan Industri Hijau adalah program pemberian penghargaan kepada perusahaan industri yang telah menerapkan prinsip industri hijau dalam proses produksinya, dengan tujuan memberikan motivasi kepada perusahaan industri untuk menerapkan prinsip industri hijau.

“Penghargaan Industri Hijau akan digelar untuk ke-12 kali di tahun 2022. Di tahun 2021, terdapat 152 perusahaan yang berpartisipasi. Jumlah ini menurut pandangan saya masih relatif kecil. Kami mengharapkan para pelaku industri bisa segera terpanggil untuk ikut berpartisipasi,” tegas Menperin.

Ia menambahkan, perusahaan yang telah berpartisipasi diharapkan meningkatkan kinerjanya agar bisa mendapatkan penghargaan industri hijau dengan level yang lebih tinggi. “Berdasarkan data dari 152 perusahaan industri peserta pada Penghargaan Industri Hijau tahun 2021, tercatat capaian penghematan energi sebesar Rp3,2 triliun dan penghematan air sebesar Rp169 miliar,” ungkap Menperin. Hingga 2021, sebanyak 44 industri manufaktur telah tersertifikasi Standar Industri Hijau.

Di samping itu, dari program penurunan emisi GRK, berdasarkan hasil capaian yang telah diverifikasi untuk tahun pelaporan 2021, sampai dengan tahun 2020 telah berhasil dilakukan penurunan emisi hingga 2.730.564,26 ton CO2e atau 99,3% dari target NDC Tahun 2030 sektor industri (2,75 juta ton CO2e).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi Kebijakan dan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi menjelaskan bahwa rangkaian Penghargaan Industri Hijau yang ke-12 pada tahun 2022 ini akan dilaksanakan selama tujuh bulan. “Dimulai dengan launching pada bulan April, yang akan diakhiri dengan penganugerahan Penghargaan Industri Hijau di bulan November kepada perusahaan industri yang telah menerapkan prinsip industri hijau secara berkelanjutan,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement